Mohon tunggu...
Rika Apriani
Rika Apriani Mohon Tunggu... Writer, author, blogger. Nama Pena: Zanetta Jeanne. Nomine Best in Fiction - Kompasiana Award 2024.

Creating my own imaginary world through writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kunci vs Gembok

8 Mei 2025   11:11 Diperbarui: 6 Mei 2025   22:11 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels.com / Pixabay

Di dalam laci tua yang jarang dibuka, tergeletak dua benda logam yang tampaknya biasa saja, kunci dan gembok. Tapi tunggu dulu, mereka bukan sembarang kunci dan gembok. Mereka punya mulut. Punya pikiran. Dan tentu saja punya masalah pribadi.

Kunci (dengan nada sok penting): “Ck ck ck… Hari ini juga nggak dipakai. Dunia emang udah makin kacau. Sekarang semua pakai sidik jari atau kartu. Ke mana perginya zaman keemasan kita, Gembok?”

Gembok (malas-malasan, sambil menguap): “Kau ribut terus, Kunci. Kita ini barang nostalgia. Kolektor suka banget sama kita. Lagian, aku sih bersyukur. Bisa tidur sepanjang hari, nggak perlu kerja rodi ngunci pagar rumah orang setiap hari.”

Kunci: “Aku ini pencipta solusi, bro. Tanpa aku, kamu cuma seonggok logam berisik yang nggak bisa ngapa-ngapain. Bukalah matamu yang karatan itu!”

Gembok (mendesah): “Dan tanpa aku, kamu cuma batang besi kurus yang dipikir orang colokan USB.”

Kunci: “Wah, ini udah mulai nyakitin personal nih. Oke, aku terima. Tapi ingat, akulah yang selalu nyamperin kamu saat kamu dalam keadaan tertutup rapat dan gak bisa ngapa-ngapain.”

Gembok: “Iya, tapi setiap kali kamu datang, kamu muter-muterin isi perutku! Kalau aku bisa muntah baut, aku udah muntah dari kemarin-kemarin.”

Kunci (tertawa): “Itu namanya kerja tim, dong. Aku muter, kamu buka. Romantis, bukan?”

Gembok: “Romantis apanya?! Aku ini udah kayak jadi korban hipnotis tiap kamu datang. Tau-tau aku terbuka dan orang lain bisa ngacak-ngacak isi gudang.”

Kunci: “Yah, itu memang hidup kita. Kamu penghalang, aku pembuka. Kayak drama Korea, kita beda dunia tapi ditakdirkan bersama.”

Gembok (sarkas): “Kalau ini drama Korea, aku harap kita udah tamat di episode 1.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun