Sendok: "Bro, jujur aja, menurutku aku lebih berguna daripada kamu. Aku bisa dipakai untuk sup, bubur, nasi, es krim... Pokoknya serba bisa!"
Garpu: "Hah! Serba bisa katamu? Tapi kalau ada spaghetti tanpa aku, gimana? Masa mau diseruput kayak anak kecil? Belum lagi salad, daging, dan kentang goreng. Kamu nggak bakal bisa menangkap semuanya dengan gayamu yang bulat dan terlalu manis itu."
Sendok: "Aduh, tapi tetap aja, kalau nggak ada aku, nggak bakal ada yang bisa menikmati makanan berkuah. Kamu kan cuma bisa nusuk-nusuk doang, nggak bisa menampung apa-apa!"
Garpu: "Itulah yang membuatku keren, Sob. Aku punya kepribadian yang tajam dan langsung ke inti permasalahan! Sementara kamu terlalu lembut dan suka menyendok semuanya tanpa pilih-pilih."
Sendok: "Halah, jangan sotoy! Aku malah bisa dibilang lebih bersih dan rapi. Makan pakai aku tuh minim risiko tumpahan. Lihat aja kalau orang makan pakai garpu doang, pasti banyak yang berceceran."
Garpu: "Hahaha, emang sih. Tapi ingat, kalau ada steak atau ayam panggang, kamu nggak akan bisa berbuat banyak tanpa aku. Aku yang pegang kendali di situ."
Sendok: "Ckckck, kamu itu terlalu arogan. Lagian, kamu cuma bisa beraksi kalau ada pisau. Sementara aku? Bisa kerja sendirian!"
Garpu: "Wah, wah, wah, jangan salah. Pisau dan aku itu partner in crime yang solid! Kami bagaikan Batman dan Robin di dunia peralatan makan. Sementara kamu? Ah, kamu sih terlalu mandiri, kadang bikin bosan."
Sendok: "Mandiri itu hebat, tau! Orang nggak perlu alat lain untuk menikmati makanan kalau ada aku. Lagipula, aku lebih sering diandalkan dalam berbagai situasi, dari bayi sampai orang tua!"
Garpu: "Tapi aku punya gaya, Bro! Aku lebih estetik dan keren saat dipakai. Orang bisa dengan elegan menggulung spaghetti dengan aku, sedangkan kamu? Hanya bisa pasrah menyendok segala hal."