Mohon tunggu...
Rika Anggraini
Rika Anggraini Mohon Tunggu... -

***

Selanjutnya

Tutup

Nature

Park Connector Network :Konsep Jalur Transportasi Non-motorized dan Penghijauan Kota

29 April 2010   11:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:31 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pernahkan anda membayangkan bersepeda ataupun sekedar berjalan kaki di bawah rindangnya pepohonan sembari menghirup udara yang bersih dan suasana yang nyaman bebas dari bising kendaraan bermotor (non-motorized transportation)? Jawabannya ada pada Park Connector Network (PCN).

Negara yang cukup sukses mengembangkan PCN, tak begitu jauh letaknya dengan Indonesia, ya Singapura mempunyai konsep PCN yang luar biasa bagusnya. Menurut Ng lang, Chief Executive Officer of National Park Board, PCN dapat diartikan sebagai koridor hijau yang menghubungkan taman-taman utama dan terintegrasi dengan area di sekitarnya seperti pemukiman,pemberhentian bus, stasiun MRT dan juga pasar/pertokoan. Koridor hijau ini multifungsi yang memungkinkan warga menggunakannya untuk berjalan kaki,bersepeda ataupun berrollerblade sambil menikmati petualangan rekreasi alami.Tujuan utama dari PCN adalah untuk menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan menciptakan nuansa hijau yang merata di seluruh bagian kota dengan memanfaatkan koridor-koridor bantaran sungai/kanal.

Di singapura PCN dibangun dan dipelihara oleh National Parks,yaitu badan/institusi pemerintah yang berwenang mengelola Ruang Terbuka Hijau Kota. Komitmen Pemerintah Singapura untuk membangun RTH Kota telah dimulai sejak tahun 1960an pada masa pemerintahaan Perdana Menteri Lee Kwan Yeu. Pada masa itu pemerintah menjadikan upaya membuat lingkungan yang bersih dan hijau menjadi isu pokok untuk mengatasi permasalahan lingkungan perkotaan yang kian memburuk.Hal tersebut menjadi awal mula tercetusnya ide untuk mengembangkan perencanaan kota Singapura sebagai “A City in Garden

Salah satu konsep yang ditawarkan pemerintah untuk membuat Singapura sebagai kota taman adalah dengan membangun PCN. Target Pemerintah Singapura adalah membangun 200 KmPCN dan akan selesai pada Tahun 2015. PCN Singapura direncanakan terdiri dari 7 Tujuh unit loop/putaran yang akan dibangun secara bertahap.Master plan dari PCN Singapura didasarkan kepada pembentukan jejaring hijau di seluruh pulau dengan memanfaatkan bantaran kanal ataupun sungai dan juga pinggiran pantai.Terdapat 11 sungai dan kanal yang akan dikembangkan sebagai PCN. gsua

Putaran pertama PCN sepanjang 42 Km terletak di wilayah Timur Pulau Singapura dan telah selesai dibangun pada Desember 2007 dikenal dengan nama Eastern Coastal Park Connector Network yaitu PCN yang menghubungkan daerah tepi pantai bagian timur. PCN ini telah disambut baik oleh masyarakat dan menjadi tempat penting penyelenggaraan The First Night-Time Marathon In Asia Pada Bulan Mei 2008.

Eastern Coastal Park Connector Network merupakan penggabungan dari tujuh park connector yang membentuk loop dan menghubungkan 6 taman utama yaitu Changi Beach Park, Pasir Ris Park, Sun Plaza Park,Bedok Reservoir Park,Bedok Town Park dan East Cost Park.Tujuh park connector tersebut adalah :

1.Siglap Park Connector sepanjang 4.5 Km

2.Tampian Park Connector sepanjang 5.4 Km

3.Pasir Ris Park Connector sepanjang 2.3 Km

4.Loyang Park Connector sepanjang 3.4 Km

5.Changi Park Connector sepanjang 1.5 Km

6.East Coast Park Connector sepanjang 7.9 Km

7.Bedok Park Connector 6 Km

[caption id="attachment_126897" align="alignnone" width="300" caption="Peta Eastern Coastal Park Connector Network (http://www.asiaone.com/) "][/caption]

Konsep Desain PCN

Konsep Desain PCN sebagaimana tertulis dalam buku Planning for Singapore from Plan to Implementationadalah sebagai berikut :

1.Penataan Vegetasi

Penanaman vegetasi dibuat rapat dengan jenis pohon pemikat burung dan juga semak. Vegetasi liar dibiarkan tumbuh untuk membentuk lanskap sealami mungkin.Penanaman pohon dengan jarak yang rapat bertujuan untuk membentuk tutupan kanopi pohon yang sangat baik untuk pergerakan burung. Kanopi pohon tersebut juga berfungsi untuk melindungi para pesepeda dan pejalan kaki dari matahari sehingga perjalan menjadi rekreasi yang menyenangkan.

[caption id="attachment_128046" align="alignnone" width="300" caption="http://www.google.com/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com/"][/caption]

2.Daya Tarik Lokasi

PCN haruslah melintasi obyek atau tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi sehingga dapat menjadi daya tarik/bangkitan bagi pengguna untuk melintasi area tersebut.Obyek dan tempat yang menarik tersebut dapat berupa taman kota, stasiun MRT, bus stop,pasar/pertokoan,sekolah maupun perumahan.

[caption id="attachment_128048" align="alignnone" width="300" caption="http://www.google.com/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com/ "][/caption]

 

3.Koridor yang ideal

Bantaran sungai/kanal merupakan koridor yang ideal untuk dikembangkan sebagai PCN dan dengan perencanaan lanskap yang baik,bantaran sungai dapat disulap menjadi area rekreasi yang indah tenang dan aman. Para pesepeda dan pejalan kaki yang semula harus melalui jalan dengan lalu lintas yang padat,sekarang mempunyai alternatif jalur rekreatif menyusuri kanal-kanal yang indah dan nyaman.

[caption id="attachment_128050" align="alignnone" width="300" caption="http://i77.photobucket.com"][/caption]

4.Fasilitas Penunjang

a.Jalur Sepeda dan Jogging Track

Lebar minimal dari PCN adalah 6 m dimana 4 m digunakan untuk jalur sepeda dan Jogging track dan 2 m untuk jalur hijau/penanaman vegetasi.Konstruksi jalur harus dapat menahan beban dengan baik,dapat terbuat dari bahan aspal ataupun pavingblock.

[caption id="attachment_128052" align="alignnone" width="300" caption="http://citilinkproperty.files.wordpress.com/2009/10/sg-park.jpg"][/caption]   b.Perlintasan dengan jalan Crossing dengan jalan umum ataupun badan kanal menjadi suatu hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan PCN.Kontinuitas jalur akan mempermudah perjalanan para pengguna. Perlintasan tersebut dapat diatasi dengan beberapa alternative desain yaitu dengan pembangunan underpass,Jembatan penyebrangan ataupun at grade dengan rambu lalu lintas. Pemilihan alternatif bergantung pada tapak eksisting dan juga kondisi lalu lintas kendaraan. [caption id="attachment_128054" align="alignnone" width="300" caption="http://www.google.com/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com/"][/caption] c.Rambu lalu lintas Untuk mengatur area-area perlintasan antara, pesepeda, pejalan kaki dan juga pengendara kendaraan bermotor.

[caption id="attachment_128057" align="alignnone" width="250" caption="http://www.geo.sunysb.edu/bicycle-muenster/"][/caption] d.Rest area

Penyediaan fasilitas rest area cukup penting dapat berupa plaza kecil yang memungkinkan pengguna untuk beristirahat,duduk-duduk,berinteraksi atau sekedar menikmati pemandangan.

e.Pencahayaan

Faktor yang sangat penting apabila PCN hendak digunakan pada malam hari,sehingga jalur tersebut tetap aman untuk dilalui.

f.Shelter

Untuk area yang letaknya jauh dari perumahan keberadaan shelter sangat diperlukan untuk berteduh para pengguna PCN apabila hari hujan atau kondisi cuaca buruk lainnya.

[caption id="attachment_128058" align="alignnone" width="300" caption="http://farm3.static.flickr.com/"][/caption]  

g.Fasilitas olah raga sederhana

Fitness corner sederhana dapat dijadikan area bagi pengguna untuk pemanasan sebelum bersepeda ataupun untuk berolah raga ringan lainnya.

Pengembangan PCN di Jakarta.

PCN sangatlah potensial untuk dikembangkan di Kota Jakarta.Cukup banyak faktor pendukung pengaplikasian konsep tersebut, diantaranya adalah :

1.Koridor Eksisting

Jakarta dilalui oleh sungai-sungai besar dan juga kanal-kanal buatan. Diantaranya adalah Kali Ciliwung,Kali Mookevart dan Kali Ancol.Dua kanal besar yang membelah Jakarta adalah Kanal Banjir Barat dan Kanal Banjir Timur.

Pengembangan PCN di Jakarta tidak hanya pada bantaran kali saja,tapi juga dapat menambahnya dengan Jalur-jalur di sisi rel kereta dan juga jalur dibawah kolong jalan layang. Betapa Jakarta punya banyak koridor yang potensial untuk dikembangkan.

Tantangan terberatnya adalah kebanyakan jalur tersebut tidak bebas, biasanya dijadikan pemukiman liar bagi para pendatang. Hal tersebut merupakan bentuk ketidakcermatan dalam perencanaan.Andai saja bantaran kali ataupun jalur kolong jalan layang tersebut ikut serta dimanfaatkan,maka pemukiman liar tidak akan terjadi. Yang paling anyar saat ini adalah pembangunan Kanal Banjir Timur (KBT) sepanjang 23,5 Km. Sekarang tinggal dipilih apakah nasib bantaran kanal tersebut akan sama dengan nasib bantaran kali lainnya ataukah segera menyulapnya menjadi koridor hijau yang potensial dan bermanfaat. Tentu saja pengembangan ini harus terintegrasi dengan pengembangan moda transportasi umum semisal busway dan juga pengembangan peruntukan lahan yang sesuai di sepanjang kanal tersebut.

[caption id="attachment_128060" align="alignnone" width="300" caption="Kanal Banjir Timur (Sumber : foto pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_128061" align="alignnone" width="300" caption="Jalur Hijau Tepian Air Kali Ancol (Sumber : Dinas Pertamanan dan Pemakaman Prov. DKI Jakarta)"][/caption] [caption id="attachment_128063" align="alignnone" width="300" caption="Jalur Hijau Tepian Air Kanal Banjir Barat (Sumber : Dinas Pertamanan dan Pemakaman Prov. DKI Jakarta)"][/caption]

2.Taman dan tempat-tempat menarik

Terdapat cukup banyak taman berskala kota di Jakarta yang tersebar di 5 wilayah. Hal tersebut merupakan potensi bagi pengembangan PCN.Sebut saja taman monas di Jakarta Pusat,Taman Ayodia di Jakarta Selatan,Taman Jogging Kelapa Gading di Jakarta Utara dan Taman RTH Kampung Sawah di Jakarta Barat. Jika Singapura membagi PCN menjadi 7 loop mungkin Jakarta cukup membaginya menjadi 5 loop sesuai dengan jumlah wilayah yang ada dan tentu saja harus ada kajian untuk mendapatkan perencanaan yang baik.

[caption id="attachment_128064" align="alignnone" width="300" caption="http://219.83.122.194/web/images/stories/"][/caption] Selain memiliki cukup banyak taman, Jakarta juga terkenal dengan obyek-obyek wisata yang menarik baik wisata modern maupun wisata sejarah seperti kawasan wisata kota tua,Kebun Binatang Ragunan, Kawasan Ancol dan Taman Mini Indonesia Indah. [caption id="attachment_128065" align="alignnone" width="300" caption="http://www.antarafoto.com/"][/caption]

3.Komunitas Penggunan Bike to work.

Sudah ada pengguna potensial yang siap menggunakan PCN. Terdapat cukup banyak komunitas pengguna sepeda di Jakarta yang jumlahnya makin meningkat. Sampai dengan tahun 2009,pesepeda yang tergabung dalam komunitas B2W adalah sekitar 5.000 orang.

4.Regulasi

Pemerintah melalui Undang-Undang Republik Indonesia No 22 Tahun 2009 yang mengatur tentang lalu lintas dan angkutan jalan telah berkomitmen untuk mendukung pembangunan jalur khusus sepeda, pejalan kaki dan penyandang cacat.

Membangun Park Connector Network di Jakarta tentulah bukan hal yang mudah. Dibutuhkan tidak hanya potensi dan pembiayaan tetapi juga komitmen yang kuat dari pemerintah serta dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Optimisme bahwa Jakarta mampu harus terus dipacu untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota yang hijau dan humanis.Go green Jakarta

 

 

References :

http://www.nparks.gov.sg/

Belinda K.P. Yuen. 1998. Planning Singapore from Plan to Implementation. Singapore Institute of Planners.Singapore (http://books.google.co.id)

http://www.cscollege.gov.sg/cgl/

http://en.wikipedia.org/wiki/Park_connector

http://www.singaporeforkids.com/things_see_do/pcn.htm

http://www.asiaone.com/

http://4.bp.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun