Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Kisah Ben, Si Bebek Ungu

7 Januari 2021   23:41 Diperbarui: 7 Januari 2021   23:42 1469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ben, Si Bebek Ungu (diolah dari Clip Art)

Hari Pertama Ben, Si Bebek Ungu, Bersekolah

Dahulu kala, ada seekor bebek bernama Ben. Ben adalah seekor bebek berbulu ungu yang lahir di tengah-tengah kawanan bebek berbulu kuning. Tidak ada yang tahu mengapa dia terlahir berbeda, namun keluarganya tidak mempermasalahkan hal itu.

Keluarga Ben terdiri atas Papa Bebek, Mama Bebek, Nenek Bebek, Kakak Andre, dan Adik Claudia. Mereka tinggal di kolam kecil di hulu sungai Longwell. Mereka membangun rumah di tepi kolam seperti keluarga bebek lainnya.

Hari itu adalah hari terpenting di dalam hidup Ben. Hari itu dia akan mulai bersekolah di Taman Kanak-Kanak. Dia sangat senang dan juga gugup. Dia tahu bahwa Andre akan menemaninya berjalan ke sekolah setiap pagi, namun dia khawatir kakaknya itu tidak akan sabaran menghadapinya.

Ben punya banyak sekali pertanyaan tentang sekolah, tapi Andre yang berusia empat tahun lebih tua darinya terus memperlakukannya seperti bayi bebek yang tidak tahu apa-apa. Ben juga sedikit sedih karena dia tidak akan tinggal di rumah seharian bersama Nenek dan Claudia seperti biasanya.

Ben bangun pagi sekali, cepat-cepat mandi, dan menghabiskan sarapannya. Di depan pintu rumah Andre menungguinya menalikan sepatu dengan wajah galak.

“Di sekolah semua orang bergerak dengan cepat, Ben. Tidak akan ada yang menunggumu sampai kamu selesai melakukan sesuatu.”

“Jangan membuat dia berkecil hati, Andre,” kata Mama Bebek. “Kamu lupa bagaimana gemetarnya kamu saat kami mengantarmu ke sekolah empat tahun yang lalu?”

“Aku tidak gemetar!” Andre menyangkal. “Hari itu angin bertiup sangat kencang. Bulu-buluku kelihatan berantakan karena angin, bukan karena aku gugup.”

“Empat tahun setelah hari pertamamu pergi ke sekolah kamu sangat pintar membuat alasan,” timpal Papa Bebek sambil tertawa.

Ben memperhatikan wajah Andre yang memerah. Dia sungguh tidak mau membuat kakaknya kesal, jadi dia berdiri di sebelah Andre dan berusaha tersenyum kepadanya. “Aku harap kamu akan membantuku pada hari pertamaku di sekolah, Kak.” Andre berbalik mendelik, namun Ben pura-pura tidak melihat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun