Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sekali Menulis Dua Ribu Kata, Mengapa Tidak?

4 Oktober 2020   11:56 Diperbarui: 4 Oktober 2020   12:04 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Skeptisme saya akan film Hollywood produksi Netflix tidak berlaku untuk drama Korea. Sejauh ini drakor yang diproduksi/didistribusikan oleh Netflix bagus-bagus. Sebut saja "CLoY", "When Camellia Blooms", "Hotel del Luna", dan "Oh My Venus". Pada Netflix saya juga menemukan drakor bak menemukan harta karun seperti "Misaeng" dan "Signal".

Dengan harga 109 ribu Rupiah per bulan saya bisa menikmati banyak drakor, suami menikmati film-film Hollywood, dan anak-anak menonton serial kesukaan mereka secara berurutan seperti "Tayo" dan "Paw Patrol". Kalau dihitung-hitung, cost per view-nya terjangkau dan ini membuat kami enggan beralih ke layanan streaming lain walau ada banyak promo di luar sana.

(784 kata)

3. Penutup

Kesimpulannya, Netflix is still da best lah untuk sumber drakor populer dan berkualitas dengan legalitas terpercaya. Hati saya juga lebih tenang karena tahu iuran saya memberi hak orang-orang yang sudah bekerja keras membuat drama/film Korea yang saya gandrungi.

Teman-teman saya punya pengalaman berbeda-beda nih bagaimana mereka bisa mengakses drakor kesukaan kita semua. Cerita mereka mungkin bisa menjadi info yang kamu butuhkan.

(61 kata)

Tidak sulit mengembangkan setiap bagian pembuka, isi, dan penutup menjadi banyak kata selama kita memiliki banyak hal bermanfaat yang bisa disampaikan kepada pembaca. Manfaat adalah kata kuncinya, bukan jumlah kata.

2. Menulis adalah sebuah hal personal

Tentang hal ini, saya belajar banyak dari situs berita New York Times. Sudah enam belas tahun saya berlangganan situs ini, mulai dari jaman media sosial dipelopori oleh Friendster (yang sekarang sudah lenyap tak berbekas) sampai sekarang jaman riuh-rendahnya TikTok. 

Cara menyajikan berita, gaya bahasa, dan ketajaman analisa dari artikel berita dan opini yang ia turunkan tidak pernah berubah. Yang berubah tentu saja afiliasi politiknya karena media massa mana yang murni netral dari kepentingan dan ambisi pribadi, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun