Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyoal Pernyataan "Pembelajaran Jarak Jauh yang Telah Memakan Korban"

19 September 2020   17:06 Diperbarui: 20 September 2020   09:15 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa latar belakang yang memadai, seorang penulis hanya akan berujung menulis tentang opini. Untuk menunjang kesahihan pendapatnya, ia bisa melakukan riset. 

Ia bisa bertanya kepada mereka yang memang berkompetensi di bidang itu (sumber informasi primer). Ia bisa juga mencari sumber informasi sekunder lewat tulisan formal yang diakui banyak kalangan.

Beneran deh, jangan mengandalkan Wikipedia. Jika memungkinkan, maka carilah sumber informasi dari institusi pendidikan (jurnal ilmiah) atau media massa yang kredibel. 

Mereka memiliki reputasi yang baik karena mereka bekerja keras memeriksa silang semua informasi, fakta, dan data sebelum menayangkannya. Sebab sekali mengabarkan yang tidak benar, seumur hidup orang tak percaya lagi.

        2. Riset

Iya, riset lagi. Lakukan riset terus-menerus dan berhentilah ketika semua informasi sudah dicek kebenarannya. Riset yang berulang-ulang bukanlah tanda tiadanya kepercayaan diri. Riset yang mendalam adalah tanda kehati-kehatian dalam hubungannya dengan tanggung jawab moral penulis yang sempat saya sebutkan di atas.

Ketika mengambil data, pastikan sumber datanya terpercaya. Ketika mengolah data, pastikan logika dasar tidak dilanggar. Seorang penulis tidak harus menguasai ilmu matematika dan statistika untuk membaca dan menyimpulkan data, tapi alangkah baiknya jika latar belakang itu ada. 

Dengan penggunaan data, seorang penulis akan membuat jarak antara dirinya dengan bahan tulisannya. Ia akan bisa berperilaku obyektif dan tidak mengedepankan asumsi dan pendapat pribadinya.

Tentu saja semua hal ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Bagaimana mungkin seorang penulis opini memiliki obyektivitas seratus persen terhadap bahasan tulisannya? Tentu tidak mungkin, karena namanya juga tulisan opini, yang dijabarkan tentunya adalah pendapat penulis berdasarkan subyektivitasnya.

Namun demikian, tak ada salahnya menampilkan juga obyektivitas dengan cara, seperti yang saya sebutkan di atas, menggunakan data eksternal dan/atau melibatkan pendapat orang lain. Apa itu perlu? Iya. 

Sebagai bagian dari tanggung jawab moralnya, penulis perlu menyuguhkan kepada pembaca opini selain opini pribadinya, supaya penulis dan pembaca tulisan sama-sama tidak menjadi seperti katak dalam tempurung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun