Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Empat Jenis Perbudakan yang Mungkin Masih Membelenggu Kita

18 Agustus 2020   01:30 Diperbarui: 18 Agustus 2020   09:35 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang budak adalah seorang manusia yang dimiliki sepenuhnya oleh manusia lain. Dia dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Dia tidak memiliki kehendak bebas untuk bekerja, beristirahat, bepergian, dan beraktivitas lainnya. Semua pergerakan dan kegiatannya harus atas pengetahuan dan persetujuan tuannya.


Sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan Piagam Hak Asasi Manusia pada tahun 1948 tentang hak manusia untuk hidup, merdeka, bebas dari perbudakan, dan lain sebagainya; satu per satu bangsa di dunia yang masih berada di bawah penjahahan memerdekakan diri dan kolonialisme perlahan-lahan musnah. Walaupun demikian, benarkan perbudakan tidak ada lagi di muka bumi?

Sulit untuk mendapatkan bukti perbudakan fisik pada abad ke-21 ini, tapi bagaimana dengan perbudakan pikiran dan perasaan? Weits, romantis sekali bahasanya, namun saya serius bertanya: apakah pikiran dan perasaan kamu sudah benar-benar merdeka? Apakah pikiran dan perasaan kamu tidak tunduk kepada sebuah tuan, membuat kamu melakukan hal-hal yang tidak kamu kehendaki?

Pada ulang tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-75 yang jatuh pada hari ini, kiranya ini menjadi pertanyaan bagi kita semua.

Secara fisik kita merdeka, kita tidak terkungkung. Kita dapat melakukan apa saja, pergi ke mana saja selama kita dapat mempertanggungjawabkan tindakan kita. Namun secara pikiran dan perasaan banyak orang yang masih merasa diperbudak. Banyak orang yang merasa: "Seharusnya saya bisa berbuat lebih banyak dari ini, tapi entah kenapa saya tidak bisa."

Saya mencatat empat hal yang mungkin memperbudak kita saat ini, yang menghambat kita untuk hidup lebih baik, yang menghentikan langkah kita saat kita ingin maju. Yang pasti, kita semua ingin lepas dari keempat hal ini.

1. Kemalasan

"Saya ingin mulai. Tapi nanti."

"Besok saja. Saya akan mulai besok saja."

"Masih mager nih. Tar deh kalau udah mood."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun