Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dear Mas Menteri, Surat Terbuka Ini tentang Orangtua

28 Mei 2020   14:34 Diperbarui: 28 Mei 2020   19:41 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Enam tahun belajar biologi di SMP dan SMA dan saya hanya ingat itu. Menyedihkan sekali, bukan? Jadi selain materi berlembar-lembar dari gurunya, saya menjelajah internet, mencari buku untuk mencoba menjelaskan "mesin-mesin" apa yang bekerja di dalam tubuh manusia. Saya mencoba menemukan penjelasan yang dekat dengan bahasa mereka sehari-hari, supaya mereka tidak hanya hafal tok.

Nah sekarang kita masuk ke bagian kedua perbedaan antara mengajari anak keterampilan hidup dan materi pelajaran di sekolah.

Saya bukan guru, Mas. Saya tidak pernah mendapat pendidikan dan pelatihan untuk menjadi guru. Apa yang saya lakukan terkait pengajaran adalah murni insting dan pengalaman karena memiliki anak, tapi saya bukan guru yang terdidik dan terlatih. Saya tidak tahu apa cara mengajar saya benar, apa anak bisa benar-benar menangkap materi, apa cara assessment saya tepat.

Setiap kali saya mendapat materi yang "sepertinya" menunjang pembelajaran di sekolah, saya terus meragukan diri saya sendiri. Materi ini tepat tidak ya? Apakah memang sesuai dengan teori dan kaidah yang berlaku? Cara mengajarkannya bagaimana ya?

Terkadang saya berkonsultasi perihal ini dengan guru anak saya, namun saya sering menemui jalan buntu kalau gurunya baru lulus sekolah dan kurang berpengalaman. Itu sebabnya saya menulis surat terbuka untuk Mas mengenai guru dua hari lalu.

Dari dua kesulitan yang saya hadapi karena mendadak menjadi guru, saya ingin memberikan saran ilmu apa yang kementerian Mas bisa supply untuk membantu para orangtua.

1. Psikologi anak dan remaja
Ini sepertinya ilmu pertama dan utama yang saya butuhkan bahkan sebelum saya memiliki anak. Beberapa waktu lalu sempat ada wacana keharusan calon pengantin mengikuti kelas bimbingan pra-nikah sebelum melangkah ke pelaminan. Bagaimana kelanjutan wacana ini, saya tidak tahu. Namun saya berharap materi psikologi anak dan remaja tercakup di dalamnya.

Orangtua semestinya belajar cara menghadapi anak jauh sebelum anak hadir di dalam keluarga. Dengan begitu orangtua terhindarkan dari kekeliruan paling dasar: anak berulah, saat sedang belajar atau tidak, pasti karena ia sedang memberontak pada orangtua.

Padahal belum tentu. Anak-anak usia TK yang otaknya masih berkembang dan belum memiliki kemampuan verbal yang memadai, bisa rewel dan bertingkah tanpa juntrungan saat belajar bukan karena mereka sedang menguji kesabaran orangtua. Itu semata-mata karena mereka tidak tahu cara mengungkapkan pikiran dan emosi mereka dengan tepat.

Kalau orangtua memiliki bekal ilmu psikologi anak dan remaja, orangtua akan terbantu untuk melihat situasi anak ogah-ogahan belajar sebagai situasi anak yang sedang minta tolong karena ia menghadapi kesulitan. Orangtua akan menggeser fokus dari dirinya yang wajib mengajar kepada anak yang memang belum paham. Dengan ilmu psikologi, orangtua dan anak akan terhindar dari stres karena anak tidak kunjung mengerti materi yang diajarkan.

Mengenai ini saya ada pengalaman unik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun