Sebelum menulis lebih panjang soal Cristiano Ronaldo, saya ingin menjelaskan alasan memilih topik ini. Secara umum, semua orang, khususnya kaum muda, menyukai olahraga, khususnya sepakbola. Tapi banyak penonton yang melewatkan makna dan intisari dari olahraga, yakni berlatih keras, terus belajar, menjaga semangat mencapai tujuan, dan sportivitas.
Di dunia pendidikan, contoh positif dari Ronaldo sangat diperlukan. Ketika kita sedang menghadapi persaingan global di berbagai bidang, dunia pendidikan ditantang untuk menyiapkan sumber daya manusia yang terampil dan berkarakter kuat. Untuk mencari contoh nyata tentang sikap pantang menyerah dan belajar tak kenal lelah, tengok saja Ronaldo. Aksinya sering kita lihat di lapangan bola, tapi pelajaran positifnya kadang tidak menguap begitu saja dari pikiran kita.Â
Siapa yang tak kenal dengan Ronaldo. Pemain sepakbola yang sudah berumur 34 tahun itu masih terus melahirkan gol. Catatan prestasi Ronaldo luar biasa. Dia memenangkan lima Ballons d'Or, mencetak 700 gol, dan meraih  lima Piala Liga Champions Eropa. Belum lagi prestasinya di tim nasional yang mengantarkan Portugal sebagai juara Eropa.
Di balik kesuksesan, Ronaldo adalah pemain yang terus menerus belajar dan disiplin dalam menjalankan tugasnya. Ini yang saya mau katakan, siapapun bisa meniru Ronaldo dalam hal kegigihan untuk belajar tanpa henti. Saya kutip dari media, antara lain kompas.com pada 30 Oktober 2019, Ronaldo bercerita tentang rahasia kesuksesan di lapangan hijau.
Terus Belajar
Kata kuncinya adalah terus belajar. Sebelum bersinar di Manchester United (MU), ia bermain di Sporting Lisbon. Ia direkrut manajer MU saat itu, Alex Ferguson karena Ronaldo mengobrak-abrik pertahanan MU. Saat itu, dalam sebuah laga persahabatan, MU kalah 1-3 dari Sporting Lisbon.
Banyak pemain yang direkrut Ferguson tapi tidak semua sehebat  Ronaldo. Apa yang beda dengan Ronaldo dibandingkan pemain lain? Pemain asal Portugal ini mampu beradaptasi dan belajar dari pemain  hebat di MU. "Adalah bodoh jika saya tidak mampu meningkatkan kualitas," katanya. Bagaimana tidak, di Old Trafford, markas MU, banyak berkumpul pemain sepakbola  kelas dunia.
Media France Football bertanya kepada Ronaldo, mengapa ia bisa menjadi pencetak gol begitu banyak  saat dilatih Sir Alex Ferguson? "Saya menggunakan otak. Jika Anda memiliki sedikit kecerdasan, Anda melihat dan mengambil contoh dari mereka yang lebih baik dari Anda," jawab Ronaldo.
Itulah yang Ronaldo lakukan di Manchester United. Ia belajar dari  Ryan Giggs, Paul Scholes, Ruud van Nistelrooy, Rio Ferdinand dan seterusnya. "Jika Anda tidak belajar dari orang-orang seperti itu, Anda adalah orang dungu," begitu kata Ronaldo lagi.
Trik Mencontek ATM
Dia menggunakan trik "mencontek". Tentu bukan seperti mencontek jawaban ujian, tapi semacam ATM Â yakni amati, tiru, dan modifikasi. Â Bukan pula meniru seratus persen. Kita lihat, Ryan Giggs pandai menggocek bola, biasanya menusuk dari sisi kiri ke kotak penalti lawan. Ronaldo juga jago dalam mengecoh bek lawan seperti halnya Giggs. David Beckham sangat piawai dalam menembak tendangan bebas, Ronaldo juga sama. Demikian juga dengan Ruud Van Nistelrooy yang mampu menempatkan diri di lokasi strategis di kotak penalti tanpa ketahuan bek lawan. Ronaldo juga mirip siluman yang selalu siap mengeksekusi bola liar di kotak penalti.