Mohon tunggu...
Rifqi Shadiqi
Rifqi Shadiqi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makassar Kota Begal

14 Desember 2016   01:09 Diperbarui: 14 Desember 2016   01:49 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Makassar atau biasa disebut dengan Kota Daeng adalah kota dengan penduduk terbesar keenam di Indonesia dengan jumlah 1,7 juta jiwa. Kota ini juga merupakan kota terbesar kedua di luar pulau Jawa setelah kota Medan. Sayangnya, kota ini memiliki kasus begal yang sangat tinggi.

Polrestabes Makassar merilis bahwa 70 % dari pelaku begal di Makassar masih di bawah umur atau masih memiliki status pelajar. Menurut dari pengalaman saya faktor yang membuat banyaknya pelaku begal di Makassar yaitu faktor lingkungan. Yang membuat anak-anak ini memilih lingkungan yang salah adalah kurangnya rasa peduli orang tua dengan terlalu membebaskan anaknya. Faktor lain yaitu banyaknya persaingan antar geng motor. Persaingan ini menjadi tidak sehat dan mengakibatkan bentrok antara geng-geng yang ada. Demi memperbaharui motor dengan dana yang sedikit maka begal menjadi solusi.

Di tahun 2015 saja, jumlah perkara yang masuk di Kejaksaan Negeri Makassar sekitar 2.212. Angka ini naik 30 % dari tahun lalu. Tercatat untuk perkara pencurian yakni 387 perkara, kemudian yang dilakukan dengan kekerasan 187 perkara. Selain itu, lanjut dia, kasus narkoba yang masuk sekitar 279 pekara.

Dengan kasus begal sebanyak itu, tentulah penduduk tidak merasa tenang. Minimal 2-3 kasus terjadi baik siang maupun malam. Warga pun pasti merasa takut dan memiliki rasa tidak aman untuk keluar di malam hari. Hal ini menimbulkan rasa dendam di masyarakat sehingga  banyak yang main hakim sendiri. Setiap minggu pasti ada begal yang ditangkap dan dimassa oleh warga. Bahkan ada yang sampai meninggal dunia. Ini membuat penduduk tidak betah untuk tinggal di kota Makassar.

Namun aksi begal di Makassar sangat sulit untuk diberantas. Komisaris Besar Polisi Fery Abraham menyatakan kepada wartawan bahwa aksi begal yang sulit diberantas karena pelaku yang sudah ditangkap dan disidang selalu mendapat hukuman yang ringan.

Salah satu solusi yang diambil oleh pemerintah yaitu dengan mengambil kebijakan dengan target 2019 akan terpasang 1000 CCTV pada semua gedung bertingkat 3 yang berhubungan langsung dengan kantor Walikota Makassar. Ini merupakan kebijakan guna memantau seluruh kegiatan yang ada di Makassar sehingga pemerintah bisa merespon dengan cepat ketika terjadi aksi begal.

Saran saya dalam menanggapi masalah ini yaitu dengan menambah masa hukuman yang diberikan oleh sang pelaku begal mengingat hukuman yang sangat ringan membuat para pelaku tidak menyesal akan perbuatannya dan akan mengulanginya lagi. Salah satu saran lagi yaitu dengan menekankan kepada orang tua tentang pentingnya memperhatikan lingkungan yang dipilih oleh anaknya agar terhindar dari pergaulan bebas.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun