Mohon tunggu...
Rifky Julio
Rifky Julio Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate (Baca: Penggangguran)

Sekedar menulis apa yang ingin ditulis. Antropologi | Anime | Daily Life | Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pancasila dan Generasi Z

1 Juni 2021   10:35 Diperbarui: 1 Juni 2021   11:11 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Hari Lahir Pancasila 2021 (bpip.go.id)

Tidak ada bangsa yang dapat mencapai kebesaran jika bangsa itu tidak percaya kepada sesuatu yang memiliki dimensi-dimensi moral guna menopang peradaban besar. (John Gardner, 1992).

Hari ini, 1 Juni 2021, merupakan hari lahirnya ideologi negara Indonesia yang sering disebut-sebut saat upacara bendera, yaitu Pancasila. 76 tahun berlalu sejak Soekarno memaparkan idenya mengenai konsep awal Pancasila dalam sidang BPUPKI. Penciptaan Pancasila ini diharapkan bisa menjadi pedoman dan petunjuk bagi seluruh bangsa Indonesia dalam menyempurnakan kemerdekaan Indonesia (Wedyodiningrat, 1947).

Pancasila dan Perjalanannya ke Masa Kini

Pancasila hadir sebagai ideologi terbuka yang mempunyai kekuatan mengembangkan tempat pembentuk kesepakatan masyarakat untuk mencapai cita-cita dan nilai-nilai dasar bangsa Indonesia. 

Pancasila juga mengakui dan melindungi hak-hak individu dan masyarakat dalam bidang politik dan ekonomi. Hal tersebut berbeda dengan sistem liberal dan sistem komunis yang masing-masing hanya mengutamakan individualisme dan kolektivisme secara terpisah. Sehingga dengan begitu, Pancasila dapat merangkul semua lini dan menyelaraskan antara kepentingan individu dengan masyarakat.

Pancasila juga memiliki orientasi demokrasinya tersendiri. Demokrasi Pancasila sudah mulai diterapkan sejak zaman Orde Baru. Tepatnya sejak tahun 1965. Demokrasi Pancasila merupakan usaha untuk meluruskan penyelewengan terhadap Undang-Undang Dasar yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin. Salah satu penyelewengannya ialah penetapan Ir. Soekarno sebagai presiden dengan masa jabatan seumur hidup.

Walau begitu, demokrasi Pancasila tidak jauh berbeda dari demokrasi pada umumnya yang tetap mengutamakan kedaulatan rakyat. Sayangnya, di masa Orde Baru, demokrasi Pancasila hanyalah sebuah wacana dan teori, tanpa adanya praktik dan penerapannya di kehidupan masyarakat Indonesia.

Setelah reformasi tercapai pada tahun 1998, demokrasi Pancasila perlahan mulai diterapkan dan disosialisasikan kepada seluruh masyarakat. Hal ini perlu dilakukan karena Pancasila merupakan identitas bangsa Indonesia. Seluruh lapisan masyarakat wajib mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, termasuk mahasiswa.

Pasca reformasi, nilai-nilai Pancasila justru memudar. Hal ini terjadi karena salah pengertian akan makna reformasi yang dianggap sebagai sebuah pencapaian perubahan. Padahal reformasi merupakan sebuah proses panjang yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Prosesnya bertujuan memelihara nilai-nilai Pancasila yang membentuk karakter bangsa Indonesia.  Lantas, setelah 22 tahun berlalu, apakah Pancasila sudah benar-benar dijadikan pedoman oleh kita, bangsa Indonesia dalam bernegara? Sebelum mengetahui jawabannya, mari kita cermati keadaan dan situasi sosial di lingkungan masyarakat masa kini.

Pancasila di Tangan Generasi Z

Memang bila diperhatikan lingkungan sekitar kita terasa aman-aman saja, tentram, damai, tidak seperti saat masa Orde Lama atau Orde Baru yang bisa dikatakan tidak semapan saat ini. Kita sebagai generasi Z yang hidup di zaman serba ada ini memang patut bersyukur.

Generasi Z yang lahir mulai tahun 1995 disematkan sebagai generasi penerus bangsa saat ini. Tongkat estafet bangsa Indonesia ada di tangan para anak muda generasi Z ini. Berkat kemajuan teknologi, generasi Z diharapkan mampu menjadi generasi lebih baik dibanding generasi sebelumnya. Dengan kelebihan seperti lebih mandiri, toleran, dan mahir teknologi, tentu harapan besar tertancap pada pundak setiap individu generasi Z. Lalu bagaimana kondisi Pancasila di tangan generasi Z?

Setiap hari senin -- di masa sebelum pandemi Covid-19 -- di jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat masih diadakan upacara pengibaran bendera, yang seperti kita ketahui selalu dibacakan kelima sila Pancasila. Entah para peserta mendengar dengan seksama atau justru malah tidak mendengar, petugas upacara selalu membacakan kelima sila dengan lantang dan penuh kebanggaan. Sayangnya, mereka hanya mendengar tanpa adanya pengamalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun