Mohon tunggu...
Muhammad Rifqi Rizza Firdi
Muhammad Rifqi Rizza Firdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Budak

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perjuangan Seorang Guru Sekolah Dasar

7 November 2022   23:25 Diperbarui: 7 November 2022   23:27 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tulisan ini, aku akan menyampaikan kisah kepada para pembaca, sebuah kisah masa silam, yang terjadi sekitar 40 tahun yang lalu, atau bahkan lebih dari itu.

Sejak ayahku masih sekolah, Bu Rukinah telah menjalankan tugasnya sebagai guru SD. Perjalanan dari rumah menuju ke sekolah beliau tempuh dengan berjalan kaki. Kurang lebih 6 kilometer setiap hari beliau mengayungkan langkah mengabdi untuk anak-anak bangsa.

Guruku yang satu ini memiliki sosok penyabar dalam setiap langkahnya. Tanpa kesabaran tidaklah mungkin beliau dapat menunaikan tugasnya sebagai guru sampai puluhan tahun dengan gaji yang sangat pas-pasan, atau bahkan kurang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak.

Kesabarannya dalam membimbing para siswa memosisikan Bu Rukinah selalu ditempatkan sebagai guru kelas 1 dan kelas 2 oleh kepala sekolahnya. Posisi ini dijabat Bu Rukinah hampir seumur beliau menjadi guru, kurang lebih 40 tahun.

Bu Rukinah bergeming untuk menjadi Kepala Sekolah atau mengharapkan posisi dalam menunaikan tugasnya. Beliau lakukan tugas dengan penuh kesabaran, semangat, tanggung jawab, dan kedisiplinan.

Dari hari ke hari, siswa diajarinya membaca, menulis, dan menghitung. Meskipun kemampuan mereka bervariasi, tetapi beliau berusaha membimbingnya sampai semua bisa. Secara kodrati, ada siswa yang cepat dalam menyerap pelajaran, ada pula yang sangat lamban. Bagi mereka yang lamban, Bu Rukinah berupaya menyediakan waktu di luar jam sekolah untuk mendalaminya. Beliau tidak memungut upah tambahan dari pekerjaan membimbing siswa di luar jam belajar itu. Yang beliau harapkan hanyalah satu, semua semua siswa dapat membaca, menulis, dan menghitung (calistung). Ya, target dan harapan beliau sangat sederhana, karena beliau hanyalah seorang guru kelas 1 dan kelas 2 SD.

Dalam masalah membaca, Bu Rukinah juga memasang standar yang ketat. Jangan harap siswa yang belum bisa membaca di kelas 1 dapat naik ke kelas 2. Akan tetapi, lagi-lagi beliau tidak hanya sekadar memasang standar saja, tetapi beliau terjun langsung di luar jam sekolah untuk membimbing siswa yang masih belum bisa membaca itu, tanpa memungut upah dari orang tua siswa.

Dalam memnulis, hal yang masih aku ingat adalah bahwa beliau sangat menekankan pada kejelasan dan kerapian tulisan. Siswa yang tulisannya tidak jelas dan tidak rapi terus dibina dan diusahakan agar memiliki tulisan yang jelas dan rapi sehingga mudah dibaca. Aturan menuliskan huruf juga termasuk salah satu yang menjadi pusat perhatian Bu Rukinah. 

Beliau selalu memerhatikan bagaimana menulis huruf menurut aturan penulisan yang diajarkan oleh gurunya dahulu. Bu Rukinah sangat berdisiplin dalam masalah tulisan ini. 

Bila tulisan siswa masih belum jelas dan rapi, beliau tidak membiarkannya. Beliau terus membimbingnya sampai benar-benar memenuhi standar tulisan yang diterapkannya, jelas dan rapi. 

Wajar apabila siswa dari sekolah itu tulisannya relatif lebih jelas dan rapi serta mudah dibaca oleh siapa pun. Hal ini karena ada sosok Bu Rukinah yang memasang standar realistis dan ketat terhadap tulisan siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun