Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Karena Kita Berbeda Maka Kita Bersatu-Refleksi Sumpah Pemuda dari Toba

28 Oktober 2021   19:15 Diperbarui: 28 Oktober 2021   19:40 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunjungan ke Danau Toba Pemenang Blogcomp Toba | dok bersama

Pulang bekpekeran diantar Bang Sihite | dokpri
Pulang bekpekeran diantar Bang Sihite | dokpri

Di Laguboti. Tatkala sohib bekpekeran, Denny Oey, dan Bang Sihite, yang membawa taksi kami ke Bandara Silangit, mampir di restoran untuk makan siang dengan menu Naniura dan Sangsang, makanan yang sebagai seorang muslim tidak bisa saya  makan. Saya menyebrang jalan ke warung di depannya. Iya, saya berbeda dengan mereka dari sisi apa yang dimakan saat itu. 

Tapi, bukankah itu tidak perlu dipermasalahkan, bukan? Perbedaan yang muncul hanya di saat itu saja, karena di lain waktu kita makan makanan yang sama. 

Bang Yosep, bercita-cita membesarkan warungnya yang halal | dokpri
Bang Yosep, bercita-cita membesarkan warungnya yang halal | dokpri

Lagipula, di seberang ada menu bubur kacang, makanan yang saya sukai. Jika ada yang kusuka, lalu kenapa saya harus menggerutui yang tidak saya bisa. Lagian, menyebrang jalan itu berujung bercakap dengan Bang Yosep, pemilik kedai. 

Mulai dari obrolan tentang menu-menu yang dia jual yang semuanya halal, perjuangan mendapatkan label halal dan bagaimana agamanya – Kristen Advent – menggolongkan makanan yang boleh dan tidak boleh ummatnya makan. 

Awalnya dari perbedaan apa yang dimakan, berujung kepada komunikasi. Lalu, ilmu saya bertambah. Pertemanan menyambung di medsos. Bukan karena alasan kita berbeda, justru karena kita merasa sama-sama sebagai anak sebangsa.

Dengan bahasa persatuan pula kita bisa saling membantu dan menyapa | dokpri
Dengan bahasa persatuan pula kita bisa saling membantu dan menyapa | dokpri

Yap. Anak sebangsa. BANGSA INDONESIA.

Lalu saya coba diam sejenak. Dan resapi cerita perjalanan di atas. Begitu banyak perbedaan. Tapi kok saya bisa “menyatu” dengan mereka? Bukankah saya bisa menjalin “komunikasi” dengan mereka yang berbeda? Bagaimana bisa?

Karena kita memiliki satu Bahasa perekat.  BAHASA INDONESIA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun