Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Konferensi Heritage Toba: Kemasan dan Pendekatan Baru di New Normal-Sebuah Catatan

25 Oktober 2021   18:52 Diperbarui: 25 Oktober 2021   19:00 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tarian tradisional Batak disuguhkan dalam acara konferensi | dokpri

Beliau juga terkenal di mancanegara, dengan music dan aransemen yang menarik. Kenapa saya tertarik? Karena Vicky membawakan topik sederhana tapi mendalam dan mengena dengan bahasa mudah dicerna dan muda. Dia menceritakan proses kreatif membuat Video tentang Danau Toba yang mengesankan. 

Video yang dipakai sebagai sumber promosi resmi Danau Toba. Beliau menekankan bahwa apa yang dia lakukan adalah membuat kemasan yang berbeda dari berbagai produk seni sehingga bisa diterima khalayak lebih luas. Vicky memperdengarkan beberapa lagu-lagu tradisional Batak yang aransemennya dia modifikasi sehingga lebih bisa diterima anak muda, tanpa meninggalkan esensi dari music tersebut. 

Vicky juga membagikan beberapa testimoni pendengar musiknya yang kaget ketika sekonyong-konyong anaknya yang usia milenial bertanya banyak hal tentang musik Batak, penyanyi Batak dan bahkan belajar Bahasa Batak. Itu bisa jadi karena musik yang kemasannya telah diperbaharui Vicky bisa masuk dan diterima oleh generasi milenial. Dengan cara itulah Vicky berperan serta dalam menjaga budaya Batak.

Penulis dengan kemasan anak muda. Eaaa | dokpri
Penulis dengan kemasan anak muda. Eaaa | dokpri

Ah, betul. Saya melihat bahwa KEMASAN itu sangat penting. Kemasan adalah pintu gerbang. Etalase. Dan saya pikir, Konferensi International Heritage Toba yang saya hadiri itu sejatinya mengangkat hal itu.

KEMASAN ADALAH KOENTJI!!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun