Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Berkah Pengetahuan Kehidupan bagi Anak dari Pasar Dadakan

27 Mei 2018   22:39 Diperbarui: 27 Mei 2018   22:55 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengetahuan kehidupan bisa didapat di mana saja | Foto: Rifki Feriandi

Carilah ilmu ke negeri Cina.

dan...

Carilah pengetahuan ke pasar dadakan :)

Hari pertama puasa, si Ayah dan si Ade sengaja pergi ke bazar di tempat parkir Mesjid Raya Al Kautsar. Biasa, persiapan berbuka. Pasar dadakan yang hanya ada di bulan Ramadan. Berjualan macam-macam, dari mulai kolak, penganan - seperti cilok kesukaan -buah-buahan sampai dengan jual pakaian muslim.

Seusai jajan, masih di tempat membeli kolak, si Ayah bertanya ke si Ade.

"De, menurut Ade nih, kios yang jualan yang sana dan sini kira-kira akan laku yang mana?". "Sana" merujuk ke tenda jualan yang berada di dekat pintu masuk ke tempat parikir, sementara "sini" merujuk ke tenda-tenda tempat si Ayah berada. Tenda-tenda di "sana" cukup terpisah dengan tenda-tenda di "sini". Meski dari sisi lokasi, tenda "sana" akan dilalui pengunjung lebih dulu, tetapi tenda-tenda di "sini" lebih unggur dari banyaknya tenda, banyaknya penjual dan variasi jualan.

"Kalo menurut Ade sih, kayaknya tenda-tenda di sini Yah yang banyak yang belinya", kata Ade menjawab agak sedikit ragu.

"Kenapa menurut Ade?", si Ayah penasaran dengan jawaban si Ade nih.

"Kalo di sini kan banyak tendanya, yang jualan banyak Yah. Kalo di sana kan cuman tiga tenda", begitu kata Ade. Mendengar jawaban si Ade, si Ayah tersenyum. Deuh, anak kecil itu ternyata sudah memiliki daya analisis ya. Asal sering ditanya saja, muncul deh pendapatnya.

Terlepas apakah jawaban si Ade benar atau tidak, tepat atau tidak, si Ayah melihat dari sisi lain bahwa keberadaan pasar dadakan seperti bazar di halaman parkir Mesjid Al Kautsar ini bisa diambil sisi positifnya: pemberian pengetahuan tentang kehidupan bagi anak-anak.

Bazaar sebagai pasar dadakan yang hanya ada di bulan puasa | Foto: Rifki Feriandi
Bazaar sebagai pasar dadakan yang hanya ada di bulan puasa | Foto: Rifki Feriandi
Coba kita sedikit bermain peran dan memikirkan sisi positif dari apa yang kita lihat dari sisi manfaatnya buat anak:
  • Di bazar itu, yang menjual kolak itu tidak hanya satu pedagang. Si Ayah dan si Ade saja menghitung ada lebih dari tiga. Bahkan ada dua pedagang bersebelahan sama-sama menjual kolak pisang. Kok bisa ya? Apa mau yang satu laku yang lain tidak? Inilah saat yang tepat untuk memberi pengetahuan kehidupan tentang rizki yang tidak akan tertukar.
  • Ada satu pedagang menjual buah-buahan. Di kala pedagang lain fokus di penjualan makanan manis-manis khas bulan puasa, mau-maunya pedagang ini menjual buah-buahan. Ada yang mau beli, gitu? Inilah saat yang tepat untuk mengobservasi apakah pemilihan produk yang lain dari yang lain itu menarik pembeli. Pengetahuan kehidupan tentang keberanian mengambil keputusan berbeda tetapi dengan pertimbangan dan perencaan matang. Juga bisa disinggung tentang keberanian juga untuk menghadapi apa-apa konsekuensi yang telah diambil, termasuk mungkin jualannya harus tutup di sepuluh hari terakhir karena kekurangan pembeli
  • Pada saat membeli cilok, kita akan disuguhkan dengan kecekatan penjualnya. Si Ibu tua fokus di pelayanan pembeli gado-gado dan makanan bungkus lainnya serta pembayaran. Sementara itu Perempuan muda fokus melayani pembeli cilok dan batagor, baso tahu, sementara si Abang fokus menggoreng cireng, ambil sana-sini, bantu sana-sini. Inilah saat tepat untuk memberikan pemahaman pembagian tugas dan pendelegasian sehingga pelayanannya cepat. Jika melihat mereka bertiga adalah satu keluarga, kita bisa mengambil pengetahuan kehidupan tentang kekompakan dalam keluarga, serta adanya seseorang yang menjadi "kepala keluarga" yang tugasnya memimpin dan "memerintah", dan ada juga kesanggupan dan penerimaan "anggota keluarga" lain yang mau kerja apa saja.
  • Pelajaran kehidupan yang sama tapi berbeda juga bisa didapat dari tenda penjual minuman dingin yang lagi ngehits. Antrian panjang, tetapi pelayanan sedikit lama. Terlihat bahwa tidak ada pembagian tugas yang bagus. Semua inginnya dikerjakan oleh seorang saja, si Ibu. Jadinya, anak-anaknya pun keteteran.
  • Sementara itu, tenda yang khas penjual anak mahasiswa pun menarik. Terlihat bagaimana usaha anak-anak untuk berbisnis, dan kentara usaha mereka. Cara penjualan mereka pun sedikit berbeda. Ada kalanya terlihat perbedaan mencolok dari respon pembeli. Tapi apapun hasilnya, yang bisa diambil sebuah pelajaran kehidupan bahwa sesuatu itu harus dimulai, meskipun sesuatu itu sulit dan merupakan sesuatu hal baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun