Mohon tunggu...
Ikky Chain
Ikky Chain Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Mahasiswa aktif yang hari-harinya mengahabisi waktu bermainnya dengan membaca menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Komitmen Kebangsaan, PMII, dan Gerakan Anti-Radikalisme

4 Desember 2021   18:01 Diperbarui: 4 Desember 2021   18:07 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paham Radikalisme merupakan hasil berfikir yang sangat tidak diinginkan oleh bangsa ini. Mengapa demikian? karena dari paham tersebut merupakan awal dari hadirnya gerakan terorisme. Radikalisme sendiri adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan. Paham ini juga mengacu pada sikap ekstrem dalam aliran politik.

Belakangan ini kita kerap disuguhkan dengan pemahaman-pemahaman anti Pancasila dan demokrasi dari sekelompok orang. Pancasila sepertinya selalu diteror oleh mereka yang kurang memahami sejarah terbentuknya negara ini. Meskipun penulis tak banyak memahami sejarah lengkap terbentuknya Indonesia dan Pancasila, namun ada satu garis besar yang tak boleh kita lupakan, yaitu perjuangan para pahlawan yang tidak saja dari ummat islam, melainkan dari  ummat beragama lainnya.

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang sejak hadirnya dinobatkan sebagai falsafah bangsa. Sejak saatnya disebut sebagai pemersatu bangsa, Pancasila pun diakui oleh banyak negara-negara berkembang yang di  belahan dunia. Meskipun sebagian kelompok di Indonesia menolak dan kini mengancam eksistensinya, tapi tetap saja Pancasila banyak mendapatkan pujian dari banyak negara-negara tetangga.

Sebagai negara yang merawat kebhinekaan, tentunya pancasila menjadi tepat keberadaannya. Dari satu sampai dengan sila kelima, nilai-nilainya tak ada yang bertentangan dengan ajaran agama. Bahkan, bila kita mencermati lebih dalam, semua sila-sila yang ada, pasti selalu mengacu pada prinsip mempersatukan dan mendamaikan.

Namun, seperti disampaikan sebelumnya bahwa eksistensi ideologi bangsa ini sedang diserang oleh paham-paham anti kebhinekaan. Pancasila diserang dengan peluru yang dibungkus dengan agama tertentu yang bertujuan untuk menjadikannya sebagai produk haram. Tentu ini menjadi gambaran bahwa anak-anak muda mesti mempersiapkan diri untuk terus mempertahankan Pancasila yang dititipkan para pahlawan.

Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kader-kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tentu harus mengambil peran dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terutama pancasila. Meskipun terbukti dan tak dapat lagi diragukan cinta tanah airnya, tetapi tetap saja kader-kader PMII tidak boleh berdiam diri menyaksikan gerakan-gerakan anti pancasila yang terus terjadi secara massif.

PMII merupakan salah satu organisasi mahasiswa ekstra kampus yang memposisikan Pancasila sebagai asas daripada organisasi. Tentu ini menjadi suatu yang menggembirakan bagi negara Indonesia, bahwa ada wadah yang menyatukan mahasiswa untuk terus mencintai dan menjaga pancasila sebagaimana pesan Presiden ke-7 Joko Widodo ketika membuka acara kongres XX. Sepertinya, kita semua kader PMII menjadi harapan Presiden untuk terus merawat Pancasila agar terus menjadi semboyan negara ini.

Belum lagi, demisioner ketua umum PB PMII, Aminuddin Ma'ruf pernah menegaskan "Kami (PMII) menganggap penting untuk membumikan nilai-nilai Pancasila sebagai sebuah konsensus kebangsaan". Ini menandakan bahwa PMII tak pernah bermain-main dengan komitmen kebangsaan. Bukan saja karena sebagai anak Nahdlatul Ulama, tetapi dari awal saat dibentuknya, PMII  memang berkomitmen untuk menjaga cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Oleh karenanya juga, sebagai kaum pergerakan yang lahir dari rahim PMII, tentu harus menjunjungtinggi tujuan organisasi adalah merupakan suatu kewajiban bagi setiap kader PMII. Dalam tujuan PMII yang kita kenal dengan hapalan satu nafas, memberikan penegasan khusus bahwa kader-kader PMII harus memiliki komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Tentunya ini menjadi pedoman kita semua bahwa inilah alasan mengapa kader-kader PMII selalu sigap dalam menghadapi pemahaman-pemahaman yang diperkirakan dapat merubah citra diri bangsa Indonesia.

Sebagai bagian yang lahir dari rahim PMII, penulis juga tentu tak lupa dengan kalimat yang termaktub dalam tujuan berdirinya PMII. Bukan saja karena kader PMII, tetapi sebagai warga negara yang memegang teguh jargon Hubbul Wathon Minal Iman, menjadi sebab mengapa penulis terus sigap menghadapi paham-paham radikalisme yang mencoba merongrong persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam sigap membentengi masyarakat dari pemahaman Radikalisme, ada banyak cara yang kini telah dilakukan, guna memberikan pemahaman kepada masyarakat, yakni dengan mengelilingi masjid-masjid disekitar dengan memberikan jemaah muslim karya-karya tulis yang mengajak untuk terus menjaga persatuan dan selalu berusaha mengedepankan perdamaian. Meskipun tidak begitu efisien bila dipandang oleh orang lain, tetapi dengan cara tersebut, perlahan demi perlahan memberikan  dapat menhadirkan pemahaman kepada pembaca bahwa perdamaian adalah hal yang begitu diinginkan oleh negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun