Mohon tunggu...
Rifkal ArthaYuda
Rifkal ArthaYuda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 keperawatan universitas muhammadiyah kalimantan timur

Aku ingin menulis di kanvas hatimu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kecemasan Mahasiswa Menyambut Pembelajaran Tatap Muka

21 Oktober 2021   10:02 Diperbarui: 21 Oktober 2021   10:18 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Wabah Covid-19 masih bertahan menjadi permasalahan utama di Indonesia. Virus ini menyebabkan berbagai sektor terpuruk, mulai dari sektor kesehatan, ekonomi, sosial hingga pendidikan. Pandemi Covid-19 ini sudah satu setengah tahun lebih menetap dan terus bergerilya ke seluruh penjuru nusantara, tetapi masyarakat Indonesia tidak patah semangat untuk selalu bergotong royong dalam menyelesaikan permasalahan ini.

 Berbagai upaya dalam menangani pandemi Covid-19 ini pun sudah banyak dilakukan, mulai dari upaya promotif yaitu dengan pemberian edukasi akan cara pencegahan terhadap virus corona, lalu di lanjut dengan upaya preventif yaitu dengan  menerapkan protokol kesehatan secara ketat, dan juga barengi dengan vaksinasi Covid-19.

Vaksinasi adalah sebuah upaya pencegahan  yang  sedang dimasifkan oleh pemerintah indonesia saat ini, karena vaksinasi adalah salah satu ikhtiar yang dapat menyelesaikan permasalahan pandemi Covid-19 ini. Dilansir dari akun instagram kemenkes Republik Indonesia, bahwa per tanggal 17 Oktober 2021 pukul 12.00, total pelaksanaan vaksinasi pertama di Indonesia telah mencapai 107.503.228 jiwa dengan presentase (51.62%), lalu di lanjut dengan total vaksinasi kedua mencapai 62.732.568 jiwa dengan presentase (30.12%). Pemerintah Indonesia merencanakan total target sasaran vaksinasi yaitu 208.265.720 jiwa, maka dari itu perlu adanya kerja sama antara elemen untuk mempercepat pengimplementasian vaksinasi di Indonesia.

Pelaksanaan Vaksinasi di Indonesia pun terbilang sangat cepat. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke 6 untuk negara yang telah menyuntikkan dosis vaksinasi Covid-19 terbanyak di dunia, dan juga sampai sekarang vaksinasi di indonesia masih gratis dan mudah didapatkan. Pencapaian ini perlu kita apresiasi bersama dan terus upayakan vaksinasi agar terciptanya herd immunity.

Vaksinasi pun tidak hanya di berikan pada tenaga kesehatan ataupun tokoh-tokoh penting lainnya. Vaksinasi sudah banyak disediakan dan diberikan kepada mahasiswa. Mahasiswa di sini juga ambil andil dalam penyelesaian vaksinasi, dan sudah banyak sekali kampus-kampus yang menyelenggarakan tempat vaksinasi untuk mahasiswa, hal ini bertujuan untuk mempercepat pembelajaran tatap muka.

Semua upaya pencegahan yang telah dilakukan seperti uraian di atas, hal tersebut akhirnya membuat angka penurunan Covid-19 di Indonesia sangat turun drastis. Menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa memang kasus Covid-19 di Indonesia semakin menurun perharinya, ia mengatakan penurunan kasus ini terjadi karena adanya sebagian besar masyarakat sudah memiliki kekebalan tubuh. Salah satu penjelasan ilmiahnya adalah karena banyak rakyat Indonesia yang sudah memiliki kekebalan, dan kekebalan ini dapat di dapatkan dari dua cara yaitu secara buatan melalui vaksinasi ataupun secara alamiah karena sebelumnya telah terpapar virus corona dan sembuh dari sakit.

 Hasil penurunan prevalensi pandemi Covid-19 ini membuat kehidupan masyarakat perlahan kembali normal, dan salah satunya yaitu wacana pembelajaran tatap muka akan segera di galakan.

  Wacana pembelajaran tatap muka akhrinya membuat dua perspektif yang berbeda dari mahasiswa. Penulis melakukan survey kecil-kecilan dan memang didapatkan dua pandangan, yang pertama pandangan bahwa wacana perkuliahan tatap muka menjadi hal yang menyenangkan karena mahasiswa dengan sudut pandang ini berpendapat kalau pembelajaran tatap muka adalah hal yang di tunggu-tunggu karena dengan bertemu langsung maka proses belajar mengajar akan lebih efektif. Pandangan kedua mengatakan bahwa wacana perkuliahan tatap muka menjadi hal yang tidak menyenangkan, karena mereka dengan sudut pandang ini mengatakan bahwa sudah sangat nyaman dengan pembelajaran daring seperti saat ini karena semuanya serba instan dan tidak perlu beranjak dari kasur.

Kebanyakan mahasiswa yang mempunyai pandangan kedua ini merasa cemas akan pembelajaran tatap muka, karena mereka merasa belum siap untuk melepaskan semua kenyamanan ini. Pembelajaran daring tidak mewajibkan mereka untuk memerlihatkan wajahnya dan aktif berpendapat ataupun bertanya, walaupun pada akhirnya mereka harus memerlihatkan wajah di kamera, ditanya atau di suruh berpendapat, mereka bisa diam saja dan dosen menganggap itu karena jaringan gawai yang buruk atau hal lainnya, maka dengan alasan demikian, mereka akan lepas dari tuntutan tersebut.

 Kecemasan ini hadir karena mahasiswa merasa selama pembelajaran daring yang cukup lama ini sudah membuat mereka merasa nyaman, dan karena merasa nyaman tersebut, mereka tidak mau kenyamanan itu hilang. Pembelajaran daring yang cukup lama juga membuat mereka jarang berdialog atau berdiskusi, maka dari itu menurut penulis kecemasan ini hadir karena mahasiswa belum siap untuk berpendapat ataupun berargumen ketika pembelajaran langsung. Terlebih lagi mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripisi. Mereka akan merasa cemas karena selama ini pembelajaran dan juga bimbingan skripsi dilakukan secara daring, dan ketika masuk perkuliahan luring pastinya sidang akan di laksanakan secara langsung di kampus dan ini yang membuat mahasiswa cemas akan di dilaksanakannya pembelajaran tatap muka.

Kecemasan tiap orang berbeda-beda dalam menanggapi sesuatu. Jangan sampai wacana pembelajaran tatap muka ini akan menjadi permasalahan yang berlebihan bagi mahasiswa, karena kecemasan yang berlebihan akan berdampak buruk terhadap kesehatan mulai dari fisik sampai ke psikologis. Dampaknya pun bisa bermacan-macam, yaitu mulai dari menurunkan kualitas tidur, gangguan kardiovaskuler, pernapasan, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun