Mohon tunggu...
rifat qonita
rifat qonita Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masa Golden Ages Si Kecil

9 Desember 2022   12:15 Diperbarui: 9 Desember 2022   13:43 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

           Seorang anak dikatakan pada masa usia dini dari usia 0-6 tahun, ada yang berpendapat lain bahwa usia dini dari usia 0-7 tahun. Usia ini dikatakan sebagai usia emas (golden ages). Maka dari itu seorang anak membutuhkan perhatian lebih dari orang tua, karena pada masa ini pertumbuhannya berkembang sangat pesat. Dengan perhatian dan lingkungan yang kondusif pada anak dapat mengoptimalkan tumbuh kembangnya.

           Awal kehdupan anak memerlukan perhatian yang serius, karena masa anak usia dini adalah masa yang paling signifikan tumbuh kembangnya dari hari ke hari. Namun, setiap anak memiliki kemampuan pertumbuhan dan perkembangannya sendiri. Ada anak yang berkembang dengan sangat cepat dan ada juga yang tergolong lambat. Sehingga dibutuhkan dukungan yang maksimal dari orangtua dan lingkungan yang mendukung agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan masanya.

           Setiap orang tua hendaknya dapat memberikan rangsangan positif bagi anaknya, karena apabila potensi ini belum dapat terealisasikan, maka sama halnya anak tersebut kehilangan masa emasnya. Sebuah penelitian tentang perkembangan otak menunjukkan bahwa apabila anak diberikan stimulus sejak dini, maka anak tersebut akan mempunyai potensi unggul dalam dirinya, dan pada dasarnya kemampuan anak tak memiliki batasan dalam mengeksplorasi potensi dirinya.

Karakteristik perkembangan anak usia dini meliputi:

1. Perkembangan Fisik- Motorik

           Setiap anak memiliki kemampuan berkembang yang berbeda, ada yang mengalami pertumbuhan secara cepat dan ada yang lambat. Namun, dalam perkembangan fisik tergolong relatif seimbang. Perkembangan fisik dapat dilihat dari berat badan dan tinggi badan yang akan bertambah setiap tahunnya, tumbuh gigi pada 4-6 bulan pertama dan 4 geraham yang akan tumbuh terakhir, dan pertummbuhan fisik lain yang dapat dilihat langsung. Perkembanngan fisik anak tak jauh dari perkembangan motoriknya. 

           Pada perkembangan motorik, dapat dipetakan menjadi dua aspek, yakni motorik kasar dan motoric halus. Perkembangan motorik kasar pada yakni dari bayi mencoba tengkurap, duduk dengan kepala yang tegak, merangkak hingga seorang anak mencoba berlari, melompat, hingga berjingkrak. Kemudian anak lebih berani dan percaya diri dalam melakukan hal menantang. Adapun perkembangan motorik halusnya, dimulai dengan bayi yang menggenggam benda sekitarnya, memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain, hingga seorang anak dapat menyusun balok dan menyesuaikan benda sesuai bentuknya.

2. Perkembangan Kognitif

           Aspek kognitif merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perkembanngan manusia. Proses perkembangan kognitif ini dimulai sejak setelah lahir, namun sel-sel otaknya akan berkembang lebih pesat dari sebelumnya pada usia 5 bulan saat kemampuan sensorinya tampak.  Mmengacu pada teori perkembangan kognitif oleh Piaget, bapak pisokolog kognitif dan perkembangan anak, usia dini termasuk pada tahap perkembangan sensorimotor (usia 0-2 tahun) dan tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun). Kognitif menurut Piaget ialah kemampuan seseorang beradaptasi dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian disekitarnya. Seorang anak memainkan peran aktif dalam menerima informasi, menyusunnya sesuai dengan pengetahuannya melalui pengalaman yang telah ia lalui.

          Kognitif juga diartikan sebagai seluruh aktifitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi. Atau proses psikolog yang berkaitan dengan bagaimana seorang anak mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, menilai, dan memikirkan lingkungannya.

           Perkembangan kognitif pada bayi dimulai dengan mengenal lingkungannya dan bisa bereaksi terhadap rangsangan yang didapat. Mulai mengamati suara dan benda-benda disekitarnya, seperti merekam dalam memorinya mana suara dan wajah orang-orang sekitarnya. Proses perkembangan kognitif ini dimulai sejak setelah lahir, namun sel-sel otaknya akan berkembang lebih pesat dari sebelumnya pada usia 5 bulan saat kemampuan sensorinya tampak.

           Tahap sensorimotor yang berlangsung pada usia 0-2 tahun merupakan bagian dari perkembangan kognitif yang terlihat dalam kegiatan motorik yang masih mmembutuhkan stimulasi dari luar sebagai reaksi stimulus sensorik. Anak membentuk representasi mental, dan dapat meniru tindakan orang lain. Intelegensi anak masih bersifat primitive yang didasarkan pada perilaku terbuka yakni suatu tindakan yang menjadi respon akibat stimulus dari luar. Hal ini sangat penting, karena kegiatan ini menjadi pondasi untuk membentuk tipe-tipe intelejensi yang akan dimiliki anak nantinya.

           Pada usia 18-24 bulan, bayi mampu mengenali objek permanen atau mahir dalam berpikir secara simbolik. Sedangkan usia 2 hingga 7 tahun, anak berada pada tahap perkembangan kognitif pra-operasional. Anak miliki kesadaran akan eksisnya suatu benda juga akan meniru atas perilaku arang lain mengenai cara merespon barang, orang, keadaan, dan kejadian masa lalu. Selain itu, anak juga mampu memahami suatu keadaan yang terdapat masalah dan berusaha memecahkan masalah tersebut dengan caranya sendiri, namun ia belum paham bahwa terdapat perbedaan pandangan dengan orang lain.

3. Perkembangan Sosio- Emosional

           Pola asuh anak ketika kanak-kanak dengan bawaan dari anaknya sendiri merupakan kombinasi yang dapat mempengaruhi kepribadian dan kemampuan anak berempati pada orang lain disekitarnnya. Seorang anak belajar emosi dari interaksi dengan orang dewasa disekitarnya.

          Perkembangan sosio-emosional anak usia dini adalah kemampuan anak dalam mengekspresikan emosinya baik yang positif maupun negatif. Dalam perkembangan ini, seorang anak belajar menyesuaikan dirinya untuk memahami keadaan serta perasaan orang ketika berinteraksi sosial di lingkungannya dengan cara, mendengar, melihat, dan meniru hal-hal yang dilihatnya, dapat distimulasi dengan penguatan dan modeling. Perkembangan emosi anak meliputi kemampuan anak dalam mengekspreksikan perasaannya seperti rasa suka, marah, takut, sedih, cinta, dan bentuk perasaan lainnya.

          Kognisi sosial seorang anak berumur 0-1 tahun ia hanya menyukai orang yang lebih familiar. Usia 1-2 tahun tumbuh pengenalan sosial dengan mengetahui kegiatan yang disengaja. Sedangkan diumur 3-5 tahun muncul pemahaman bahwa orang-orang mempunyai pemikiran yang berbeda dengannya. Lalu usia 6-10 tahun seorang anak akan mengenali persahabatan karena adanya kepercayaan secara timbal balik.


           Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), bahwa usia anak delapan tahun pertama adalah tentang belajar. Di usia ini, otak berkembanng dengan cepat sehingga orangtua seharusnya memberikan stimulasi yang tepat untuk mendukung anak yang cerdas dan sehat agar menjadi hebat di masa depan. Orang tua juga perlu untuk memfasilitasi sebuah lingkungan yang nyaman untuk perkembangan anak. Mengutip dari Keys to Enhancing Brain Development in Young Children perkembangan anak akan meningkat apabila orang tua mengerti akan isyarat yang diberikan anak sebagai wujud dari permintaan dukungan dan perhatian.

          Otak balita lebih terstimulasi dengan belajar yang berulang dari sebuah aktivitas, contoh nya yaitu membacakan buku dengan karakter kesukaannya dan menyanyikan lagu anak. Melibatkan anak dalam kegiatan aktivitas seperti berjalan, melompat, dan kegiatan fisik lainnya untuk membangun fondasi neurologis yang dapat membangun komponen strukturan otak. Melakukan aktivitas seni untuk mengasah kreatifitas. Dukungan yang terpinting bagi seorang anak yakni kebutuhan nutrisi yang tercukupi dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun