Mohon tunggu...
Rifan Abdul Azis
Rifan Abdul Azis Mohon Tunggu... Penulis - duduak samo randah tagak samo tinggi

duduk sama rendah berdiri sama tinggi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tahun 2018 Rezim Jokowi akan Semakin Radikal pada Umat Islam

1 Januari 2018   20:17 Diperbarui: 25 Maret 2018   08:24 16681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Habib Rizieq yang di fitnah dan ustad-ustad yang di persekusi, penutupan paksa akun-akun sosmed Islami, pembubaran paksa HTI, pembubaran pengajian Islami, sampai vonis pengadilan sesat pada Buni Yani mewarnai perjalanan umat Islam Indonesia di tahun 2017 Masehi.

Peristiwa diatas erat kaitannya dengan kelakuan rezim jokowi dan para pendukung setianya yang berawal dari kekalahan telak ahok di Pilkada DKI. Tapi itu baru permulaan saja, tahun 2018 mereka akan lebih giat lagi.

Akhir Desember 2017 tokoh-tokoh umat Islam melakukan pertemuan dengan Habib Rizieq di Makkah. Diantara mereka adalah Ustad Abdul Shomad, Gus Nur, dan Ismail Yusanto. Pertemuan para tokoh yang tidak disukai rezim jokowi dan para pendukung setianya itu tidak bisa kita abaikan.

Pertemuan tersebut mesti dianalisis secara politik. Para tokoh tersebut sama-sama pernah dilukai rezim jokowi dan pendukung setianya. Para tokoh itu juga memiliki kekuatan politik, basis masa, dan omongan mereka didengar banyak orang.

Setidaknya para tokoh itu tahu kalau tahun  2018 perlakuan keji yang menimpa mereka dan umat Islam akan semakin massive dan gencar. Jadi mereka akan tetap solid untuk saling melindungi, mendukung, dan mengayomi. Mereka akan tetap bersama membimbing umat dan melindungi umat dari tirani.

Sebagaimana yang kita tahu kalau 2018 adalah tahun politik. Rezim jokowi dan para pendukung setianya sangat benci dengan pergerakan umat Islam karena tidak mendukung kepentingan mereka. Bahkan umat Islam membongkar konspirasi-konspirasi politik mereka dan menghadang gerakannya.

Melalui medsos, ceramah, dan aksi-aksi damai umat Islam terus melakukan pergerakan. Walaupun sering dihadang, dipersekusi, dihapus akun sosmednya ternyata kekuatan mereka semakin solid, persatuan mereka semakin terasa, dan semangat mereka semakin membara.

Tentu hal ini sangat dibenci oleh rezim jokowi dan pendukung setianya. Cara-cara lain untuk menghadang gerakan ini pasti akan dipersiapkan. Berita teranyar adalah tentang mesin baru Kominfo senilai 194 miliar bernama AIS. Mesin tersebut telah selesai uji cobanya dan akan aktif pada  3 Januari 2018.

Mesin ini mirip dengan mesin milik CIA yang disebut oleh Edward Snowden. Mesin ini bisa memata-matai siapa saja di Internet. Kita hanya tinggal memasukan kata yang kita inginkan lalu akan muncul jutaan konten terkait kata tersebut. Hampir sama dengan google bedanya adalah mesin ini lebih radikal.

Tujuan mesin ini adalah untuk menyaring konten-konten negatif yang kata kominfo diantaranya adalah pornografi, judi, kekerasan, radikalisme, dan SARA. Dari dua kata yang terakhir itu kita bisa tahu siapa yang sebenarnya yang ingin mereka incar. Pornografi dsb. lebih kepada bumbu manis saja.

Bukan hanya itu, sepanjang 2017 ini kita tahu konten-konten seperti apa dan akun-akun siapa saja yang telah mereka bunuh dan blokir. Akun-akun umat Islam yang telah mereka bunuh, postingan-postingan umat Islam yang telah mereka bunuh, situs-situs Islam yang mereka blokir, dan itu terus terjadi sampai hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun