Setidaknya di Indonesia jilbab tidak dianggap tabu lagi, bahkan jilbab syar'i menjadi tren begitupun dengan cadar. Lalu ta'aruf dan khitbah mulai dikenal para pemuda dan menjadi pilihan untuk mengenal dan meminang lawan jenis.
Ustad-ustadz gaul bermunculan, ustadz-ustadz mukhlis, pemersatu umat, dan perkataannya lurus mulai naik daun. Kajian-kajian dipenuhi anak-anak muda bahkan sampai meleber ke parkiran. Lalu juga grup-grup WA keIslaman semakin ramai dan aktif.Â
Walau memang untuk masalah poligami masih dalam proses yang cukup alot, tapi tetap mengarah pada kemajuan. Hal tersebut bisa dilihat dari pembelaan umat terhadap sang Da'i yang dicibir orang Islam liberal terkait istri ke-tiganya. Disana juga muncul banyak edukasi positif terkait poligami.
Hal tersebut mesti kita syukuri dengan penuh rasa ridha kepada Allah ta'ala dan semakin giat beribadah serta berdakwah. Namun tentu saja musuh didepan kita yang mulai semakin terdesak dan terbongkar kedoknya ini tidak akan tinggal diam.
Kita harus tetap waspada dengan strategi-strategi baru mereka. Lalu kita juga harus mempersiapkan diri ketika mereka mulai kalah dalam ranah intelektual. Karena bisa jadi mereka akan menggunakan kekerasan atau paksaan ketika sudah kalah telak dalam ranah intelektual. Dan itu sudah terasa akhir-akhir ini.