Diantara serangan terhadap ajaran islam saat itu adalah mengenai jilbab, cadar, dan poligami. Para orientalis menghukumi bahawa ajaran tersebut merendahkan martabat perempuan.
Bila kita lihat sekarang serangan para orientalis terhadap jilbab, cadar, dan khususnya poligami itu sudah tidak terlalu terasa lagi. Maksudnya adalah orang-orang yang menyerang ajaran-ajaran tersebut bukanlah lagi para orientalis tapi mereka digantikan.
Para orientalis ini digantikan oleh orang-orang yang sering disebut Islam liberal. Jadi perang pemikirannya adalah muslim (liberal) melawan muslim lagi. Ini tentu adalah strategi belah bambu (adu domba) orang-orang yang benci terhadap Islam.
Para orientalis melakukan hal tersebut untuk merendahkan ajaran Islam dan membuat kaum muslimin merasa rendah dengan ajarannya sendiri. Sedangkan orang Islam liberal melakukan hal tersebut untuk menipu kaum muslimin atas nama Islam. Intinya sama saja.
Lalu setelah kaum muslimin merasa rendah dan tertipu, para orientalis dan muslim liberal ini meng-endorse ajaran-ajaran barat agar diamalkan umat Islam. Ajaran-ajaran tersebut seperi pergaulan bebas, kesetaraan gander, LGBT, dan sebagainya.
Hasil dari serangan mereka khususnya di Indonesia, Turki, dan beberapa negara arab memang cukup mencengangkan mata. Ini terjadi pada pertengahan abad 20 M dan masih terasa sampai sekarang.
Bisa kita lihat sendiri putri-putri kaum muslimin membuka auratnya kemana-mana. Lalu khalwat dan ikhtilath yang menghasilkan freesex merajalela, pologami dianggap aib, dan yang terakhir adalah LGBT yang semakin membuat miris hati.
Dari rangkaian peristiwa diatas setidaknya kita akan tahu mengapa mereka menggunakan standar ganda terkait poligami. Seperti mencibir poligami dan mendiamkan pesta gay bahkan mendukung LGBT.
Itu dikarenakan memang tugas mereka seperti itu. Mereka orang Islam liberal memang bekerja untuk menipu kaum muslimin atas nama Islam.
Mereka orang Islam liberal melakukan itu agar umat Islam merasa mengamalkan ajaran Islam saat mengamalkan ajaran barat yang bertentangan dengan Islam. Atau paling tidak membuat kaum muslimin merasa tidak berdosa ketika melakukan pelanggaran syariat.
Perang pemikiran ini memang semakin terasa dan terlihat jelas pada awal abad 21. Kabar bahagianya adalah umat Islam perlahan tapi pasti semakin sadar dan melek atas serangan-serangan dan tipuan-tipuan yang dilakukan oleh para orientalis dahulu juga orang Islam liberal sekarang.