Mohon tunggu...
Rifan Abdul Azis
Rifan Abdul Azis Mohon Tunggu... Penulis - duduak samo randah tagak samo tinggi

duduk sama rendah berdiri sama tinggi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebangkitan PKI antara Fakta dan Asumsi

18 September 2017   16:47 Diperbarui: 19 September 2017   11:17 3287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tadi pagi saat bangun tidur gadget saya dalam keadaan menyala, tumben  dalam hati saya. Ternyata setelah di cek ada pesan sekitaran pukul dua sampai tiga subuh. Pesan tersebut dari akun line Bangsa Mahasiswa.  Pesannya menceritakan tentang kejadian menegangkan di Gedung LBH Jakarta, ada sekitaran 3-5 pesan berturut-turut. 

Pesan pertamanya  adalah ajakan untuk menghadiri acara di LBH Jakarta dan selanjutnya  adalah pesan mengenai situasi genting di LBH Jakarta. Sontak saya langsung  bangkit dari tempat tidur untuk update berita kerusuhan tersebut. Sampai sekarang saya belum bisa mendapatkan fakta utuh tentang kejadian di LBH Jakarta.

Yang menarik adalah bila kita melihat opini kasus  tersebut di dunia maya atau medsos. Seperti biasa dunia maya di  Indonesia belasan bulan belakangan ini selalu  diwarnai oleh konflik urat syaraf antara kelompok yang pro-Jokowi dan kontra-Jokowi. Bila kita lihat sekilas viralnya opini kasus tersebut  terbilang sangat cepat dan singkat serta dimotori oleh kedua kelompok tersebut. 

Hal menarik dari opini kasus ini adalah kelompok kontra-Jokowi sangat memprotes keras acara tersebut dan sikap aparat kepada para pendemo disana. Sedangkan kelompok yang pro-Jokowi mereka memprotes dan mencibir kerumunan masa di LBH Jakarta dan pembelanya. 

Lalu untuk isu PKInya sendiri kelompok kontra-Jokowi (Bisa dilihat di FP Jonru, ragielp1 [ig], HRS) sangat jelas menampakan permusuhan pada PKI. Sedangkan yang pro-Jokowi (bisa dilihat di FP Deny Siregar, Guntur Romli [twt], Ade Armando) cenderung untuk tidak mendiskreditkan PKI, mereka juga membodoh-bodohi orang yang menyebarkan isu kebangkitan PKI.

Menarik memang melihat konflik dua kelompok ini, saya sendiri jujur cenderung bersama kelompok yang kontra-Jokowi karena lebih banyak hujjahnya yang bisa diterima akal sehat dalam berbagai isu. Namun tentu saja saya tidak selalu 100% sepaham dengan isu-isu yang dilontarkan para pentolan utamanya. Termasuk isu bangkitnya PKI atau komunis ini, kenapa?

Secara ideologi komunisme sudah gagal dalam pentas kehidupan dunia karena memang ideologi ini cacat minta ampun dan sangat bertentangan dengan fitrah manusia. Lalu juga negara-negara pengemban ideologi ini menjadi makin bercorak kapitalis, contohnya adalah RRC. Tapi tentu saja pergerakan yang terinspirasi dari pemikiran Lenin, Marx, dan Engles tidaklah mati. 

Mereka masih bergerak namun dengan transformasi baru. Orang-orang pergerakan lebih suka menyebutnya dengan istilah "sayap kiri" atau "orang-orang kiri". Orang-orang kiri ini juga terpecah-pecah dengan berbagai macam pemikiran/sekte dan saling bertentangan satu sama lain. Diantara mereka ada yang membenci/anti agama dan ada yang tidak membenci agama dan cenderung religius. Memang fakta ini tidak terlihat oleh kebanyakan orang karena pergerakan mereka cenderung eksklusif. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihat dan merasakannya.

Salah satu gerakan mereka yang paling menonjol akhir-akhir ini di Indonesia ini adalah tentang bagaimana membuat agar nama tokoh-tokoh komunis nasional dan internasional tidak benada negatif di benak orang Indonesia. Lalu juga mereka banyak menerbitkan tulisan-tulisan di situs-situs yang terkenal di kalangan tertentu. Namun tentu saja gerakan mereka ini lebih berdasarkan kepada pragmatisme daripada idealisme. 

Sedangkan komunis sendiri adalah gerakan yang berdasarkan idealisme (ideologis) yang bercita-cita membuat surga dunia yang dimana semua orang hidup sama-rata sama-rasa. Puncak cita-citanya (khayalannya) adalah semua manusia di muka bumi hidup setara dan tanpa adanya negara. Di titik inilah saya tidak terlalu setuju dengan teman-teman kontra-Jokowi. Karena gerakan yang terinspirasi pada pemikiran Marx dkk. adalah fakta dan ada di Indonesia, tapi kebangkitan komunisme lebih kepada asumsi bila dilihat dari sisi ideologis.

Namun tentu saja saya tidak terlalu menyalahkan mereka apalagi sampai membodoh-bodohi. Bisa jadi teman-teman yang kontra-Jokowi memiliki data, fakta, dan pemirikan lain yang bisa membuktikan kebangkitan komunisme. Karena bila kita rasakan sendiri akhir-akhir ini ulama berpengaruh yang getol mengkritik rezim sering dikriminalisasi contohnya adalah al-Khatthah, Alfian Tanjung, Habib Rizieq. Juga ormas Islam dan pergerakan Islam dimusuhi seperti FPI, dan HTI yang sampai dibubarkan tanpa pengadilan. 

Lalu juga sikap anti-kritik penguasa yang sangat terasa akhir-akhir ini. Lalu pengawasan ceramah di masjid-masjid, pengawasan gerakan dakwah di kampus-kampus, pembubaran acara ormas Islam, dan juga aturan yang akan membatasi ormas Islam dan kritik pada pemerintah yaitu Perppu Ormas. Dan satu lagi adalah kemesraan Penguasa dengan RRC yang bagaikan pasangan muda.

Hal-hal diatas terutama pembubaran ormas Islam, kriminalisasi Ulama, permusuhan pada pergerakan Islam, pengawasan dakwah kampus, dan sikap anti-kritik adalah salah satu kenangan dari PKI dahulu kala dan ciri ajaran komunisme yang sangat membenci agama serta kritikan. Jadi tidaklah heran bila sikap-sikap tersebut dihubungkan dengan kebangkitan PKI dan komunisme. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun