Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anekdot Ayam Bersepatu

15 Oktober 2019   16:34 Diperbarui: 17 Oktober 2019   10:49 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: pixabay

bicara tentang ayam
kami lupa mereka belum pulang
lama benar bertualang
terbayang tinggal belulang
lezat kari ayam
atau semur menantang
maghrib lolos
kami bolos
ayam di mana, kur..kur...kur...

bicara tentang ayam
bersekolah bersepatu
hatinya kaki ayam
kami membiarkannya
lebih murah dari ayam kandang
tidak pulang
meski shubuh datang
tulang-tulangnya disesap
musang jantan
bahagia akan tangkapannya
kur..kur...kur...
pakan uang mengharu biru
hati yang tak bersepatu

apakah ayam kandang
terjerat undang-undang
akibat menendang pot kembang
sepuluh juta melayang

apakah harusnya ayam sekolahan
didenda dengan jutaan
karena mengganggu kandang
suami orang

kami lupa telah mengorangkan ayam
dia lupa memilih kandang atau pekarangan orang
otaknya di ceker

kami lupa mengayamkan orang
membiarkannya meramaikan jalan-jalan
selepas maghrib, selewat isya
dan shubuh mengantarkan tangisan perut
yang siap meletus bukan pada tempatnya

Ujung Kata, 1019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun