Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Kota Muram

2 September 2019   14:47 Diperbarui: 2 September 2019   18:43 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: pixabay

mencari sedikit pelukan malam ini di kota yang muram 
orang-orang ternyata kehilangan isi dada, kecuali kepala 
gentayang merubah benar menjadi salah, salah dibenarkan 
benar-salah antara kulit ari yang sudah dipisah, dibeda 
karena panggung-pangung hanya pepesan kosong 
malu dijual dan kemaluan adalah melebihi hidangan 
kosong di remang gubuk atau gedung bintang lima 
hanya pembeda tempat 
tapi menjaja yang bisa melipat rasa sama 
mengawal penat 
mengakhir laknat 

tak jelas mana nista-mana tahta 
antara tahta, nista kuasa, mengabur makna 
bahwa semua menjelma bangga 

mencari sedikit pelukan malam ini di kota yang muram 
orang-orang mencari isi dada, di mana 
ada di di hati segumpal daging, bukan nurani 
ada di jantung sekepal daging, bukan nurani 
ada di lambung, hanya tembolok yang linglung 
melupakan haram, halal dan racun yang menyecap sedap 
menyudahi gegas laju  usia yang kalap 

mencari sedikit pelukan malam ini di kota yang muram 
orang-orang menyudahi nurani 
karena dia tak berwujud, tak menujum harta 
mereka pun hilir-mudik memenggal kepala 

Ujung Kata,  819

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun