mencari sedikit pelukan malam ini di kota yang muramÂ
orang-orang ternyata kehilangan isi dada, kecuali kepalaÂ
gentayang merubah benar menjadi salah, salah dibenarkanÂ
benar-salah antara kulit ari yang sudah dipisah, dibedaÂ
karena panggung-pangung hanya pepesan kosongÂ
malu dijual dan kemaluan adalah melebihi hidanganÂ
kosong di remang gubuk atau gedung bintang limaÂ
hanya pembeda tempatÂ
tapi menjaja yang bisa melipat rasa samaÂ
mengawal penatÂ
mengakhir laknatÂ
tak jelas mana nista-mana tahtaÂ
antara tahta, nista kuasa, mengabur maknaÂ
bahwa semua menjelma banggaÂ
mencari sedikit pelukan malam ini di kota yang muramÂ
orang-orang mencari isi dada, di manaÂ
ada di di hati segumpal daging, bukan nuraniÂ
ada di jantung sekepal daging, bukan nuraniÂ
ada di lambung, hanya tembolok yang linglungÂ
melupakan haram, halal dan racun yang menyecap sedapÂ
menyudahi gegas laju  usia yang kalapÂ
mencari sedikit pelukan malam ini di kota yang muramÂ
orang-orang menyudahi nuraniÂ
karena dia tak berwujud, tak menujum hartaÂ
mereka pun hilir-mudik memenggal kepalaÂ
Ujung Kata, 819