"Jadi kenapa? Kau telah berhenti di halte menyeramkan itu!"
Aku melajukan bus kencang, lebih kencang lagi. Her mengibaskan tangan. Pepohon dan seluruh rumah-rumah di pinggir jalan, saling berkejaran ke belakang.
* * *
Sebuah bus berlabel Harum Wangi terperosok di sebuah jurang. Seluruh penumpang, termasuk awak bus dinyatakan tewas. Sekilas aku ingat sekian saat lalu, wajah Martini tiba-tiba menempel di kaca depan bus. Kemudian semua berpusing bagaikan pusaran air. Aku dapat melihat jelas mayat-mayat bergelimpangan dari sini.Â
Aku melihat polisi lalu lintas sedemikian sibuk menghalau massa yang mengerubung. Sungguh aku jelas-jelas melihat mereka. Tapi mereka sama sekali tak melihatku.
---sekian---