Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jalan-Jalan Kota

22 Mei 2019   03:45 Diperbarui: 22 Mei 2019   04:21 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay.com

Jalan-jalan kota, menjadi poranda, setelah hati nurani dijual paksa, dalam jantung ada kuasa, pada detak detak penjagal, air mata diseret magma, di jalan terjal, sesama pejalan, menyalak angin pagi, kota menggonggongi mereka, selama sahur aku kehilangan cita rasa.

Kehilangan cita rasa, saudara dihajar cedera, di singgasana suara tertawa membahana, mengubur nurani, pencarian rencana, yang kelak menabur setiap mata, menjadi matahari, membakar air mata, juga suara suara yang bekerja dalam senyap.

Aku lupa meletakkan kaca mata, kerikil canda menggarami sahur kata, ketika syair kehilangan rima, orang orang kehilangan mata, mata pencarian menukar saudara dengan harta, ketika aku mengudap makna, tanpa irama, bergegas fajar menyingsingkan rasa, aku luka.

Ujungakar052019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun