Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Istana Coklat

8 Mei 2019   14:50 Diperbarui: 8 Mei 2019   15:00 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Lelaki itu menjawab, "Bukan pintunya yang kecil. Tapi tubuhmu yang sudah berubah gemuk. Itu berarti, kau selama ini melanggar larangan mencicipi kue-kue itu. Kau dihukum karena telah mencuri, yaitu harus bekerja sebulan penuh tanpa upah. Sekarang, kembali ke kamarmu!"

Tagor baru sadar. Ternyata pekerja-pekerja tetap berbadan kurus ketika keluar dari Istana Coklat, adalah agar bisa melewati pintu itu. Dulu badannya juga kurus sehingga bisa masuk dengan mudah ke dalam. Sekarang badannya gemuk. Dia terlalu lahap menikmati kue-kue coklat setiap malam. 

"Berarti aku harus menghentikan mencuri kue mulai malam ini. Kalau tidak tubuhku akan tetap gemuk dan tidak bisa keluar dari pintu itu bulan depan," keluhnya.

---sekian---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun