Hasrat yang terlahir parfum bibir, aku melata, ibarat lintah, marilah mereguk anggur memabukkan, memagut rembulan, gantungkan bintang di matamu, duhai!
Sebelum kutahu, hanya sampah belatung, terungkap dari kalam, carut caci maki, mengumpan maksud berkuasa, kreasi menjentik langit, sejak kau lupa hujan, suatu waktu bisa berpindah ke mata.
Segala sepak, terjang pun jadi, serupa kawan, musuh pun mungkin, antara ingin bertahta, tak usah kau pikir kami punya hati, mati, mata pun buta, telinga hendaklah tuli, ketika berjalan dilanggar rel, sesuatu yang nyleneh mengingatmu, membunuhmu, udah,udah!!!
Malam ini hujan turun lagi,sayang. Biarkan aku terbang.
Gugat032019