Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Bibir Melumat

26 Maret 2019   21:47 Diperbarui: 26 Maret 2019   21:51 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Hasrat yang terlahir parfum bibir, aku melata, ibarat lintah, marilah mereguk anggur memabukkan, memagut rembulan, gantungkan bintang di matamu, duhai!

Sebelum kutahu, hanya sampah belatung, terungkap dari kalam, carut caci maki, mengumpan maksud berkuasa, kreasi menjentik langit, sejak kau lupa hujan, suatu waktu bisa berpindah ke mata.

Segala sepak, terjang pun jadi, serupa kawan, musuh pun mungkin, antara ingin bertahta, tak usah kau pikir kami punya hati, mati, mata pun buta, telinga hendaklah tuli, ketika berjalan dilanggar rel, sesuatu yang nyleneh mengingatmu, membunuhmu, udah,udah!!!

Malam ini hujan turun lagi,sayang. Biarkan aku terbang.

Gugat032019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun