Mohon tunggu...
Rifani
Rifani Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Karakteristik Permainan Tradisional

25 Maret 2023   04:45 Diperbarui: 25 Maret 2023   04:49 1885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.kompasiana.com/rifani57187/dashboard/write

Mendengar kata permainan tradisional di era modernitas yang digerakkan oleh teknologi seperti membawa kembali kenangan masa kecil kita. Pikiran kita langsung membayangkan berbagai jenis permainan masa kecil yang biasa kita mainkan. Ada penyembunyi, kuk, pemintal, engkol, dan lainnya. Saat ini kita jarang melihat anak-anak bermain permainan tradisional. 

Mungkin kita hanya menjumpai anak-anak yang memainkannya di pedesaan atau pinggiran kota. Anak-anak yang tinggal di kota lebih suka bermain game modern yang sepenuhnya elektronik, dan pada gilirannya tidak tahu cara bermain game tradisional. Permainan tradisional pada umumnya. Berasal dari budaya masyarakat yang secara tradisional menjadikan kegiatan ini sebagai sarana komunikasi antara satu individu dengan individu lainnya.

mereka mengembangkan permainan mereka. Ide ini dikembangkan menjadi sebuah permainan. Biasanya permainan ini dimainkan secara acak, namun menarik perhatian. Sedikit demi sedikit menjadi tradisi masyarakat dan akhirnya menjadi permainan tradisional yang populer.

Bermain secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak- anak yang dilakukan secara spontan yang terdapat lima pengertian bermain; sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak, tidak memiliki tujuan ekstrinsik.

Oleh karena itu, permainan tradisional merupakan permainan anak yang terbuat dari bahan sederhana yang sesuai dengan aspek budaya kehidupan masyarakat. Permainan tradisional atau disebut juga permainan rakyat merupakan kegiatan rekreasi yang dirancang tidak hanya untuk hiburan tetapi juga untuk menjaga silaturahmi dan kenyamanan sosial. 

Dalam hal ini, permainan adalah alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, mulai dari apa yang tidak diketahuinya, apa yang diketahuinya dan apa yang tidak dapat dilakukannya, hingga apa yang dapat dilakukannya.

Permainan tradisional ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu permainan yang dapat dimainkan (rekreasi), kompetitif (kompetitif) dan permainan edukatif.

1. Permainan santai tradisional biasanya dimainkan untuk mengisi waktu luang. Menang atau kalah bukanlah hal yang terpenting. Yang terpenting bermain bersama kita mendapatkan kesenangan untuk mengisi waktu luang, tidak jatuh dan menyerang lawan sebagai target. Karena,
diharapkan menjadi segar baik jasmani maupun rohani.

2. Permainan tradisional yang bersifat kompetitif memiliki ciri organisasional, kompetitif, dimainkan oleh minimal 2 orang, memiliki kriteria yang menentukan siapa yang menang dan kalah, dan peraturannya disepakati bersama oleh para peserta. 

Untuk menang, yang biasanya disertai dengan hadiah tertentu bagi pemenangnya, pihak-pihak yang bertanding harus bekerja keras untuk menang. Untuk itu diperlukan keterampilan, kecepatan, kecerdasan, ketajaman mental dll. Perlombaan permainan terdiri dari beberapa kelompok  yaitu :

Permainan strategi (strategy games) seperti permainan benteng bentengan
kemampuan fisik) seperti permainan Siki Doka, permainan Hae Bicase dan Bakak ,permainan Acak (kesempatan) seperti Shooting, Hahayama, Monoma Fatu.

3. Permainan edukatif tradisional mengandung unsur pedagogis. Melalui permainan tersebut, anak belajar berbagai keterampilan dan kemampuan yang nantinya mereka perlukan untuk menghadapi kehidupan sebagai anggota masyarakat. Ini adalah bentuk pendidikan informal di masyarakat. Jenis permainan ini merupakan sarana sosialisasi anak agar dapat menyesuaikan diri sebagai anggota suatu kelompok sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun