Halosuster - Apendiks adalah organ tambahan kecil yang menyerupai jari, melekat pada sekum tepat dibawah katup ileosekal. Karena apendiks mengosongkan diri dengan tidak efisien, dan lumennya kecil, maka apendiks mudah mengalami obstruksi dan rentan terjadi infeksi (appendicitis). Appendicitis merupakan penyebab yang paling umum dari inflamasi akut, kuadran kanan rongga abdomen dan penyebab yang paling umum dari pembedahan abdomen darurat. Pria lebih banyak terkena daripada wanita, remaja lebih banyak dari orang dewasa, kejadian kasus Appendicitis tertinggi adalah yang berusia 10 sampai 30 tahun.
Semua kasus appendicitis memerlukan tindakan pengangkatan dari appendix yang terinflamasi, baik dengan laparotomy maupun dengan laparoscopy. Apabila tidak dilakukan tindakan pengobatan, maka angka kematian akan tinggi, terutama disebabkan karena peritonitis dan shock.
Penyebab :
Apendicitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada faktor prediposisi yaitu:
1. Infeksi kuman dari colon yang paling sering yaitu E. Coli dan Streptococcus
2. Laki-laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15-30 tahun (remaja dewasa). Ini disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid pada masa tersebut.
3. Tergantung pada bentuk apendiks:
a. Appendik yang terlalu panjang
b. Massa appendiks yang pendek
c. Penonjolan jaringan limpoid dalam lumen appendiks
d. Kelainan katup di pangkal appendiks
Gejala :
1. Nyeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai dengan demam ringan, mual, muntah dan hilangnya nafsu makan.
2. Nyeri tekan lepas dijumpai.
3. Terdapat konstipasi atau diare.
4. Nyeri lumbal, bila appendiks melingkar di belakang sekum.
5. Nyeri defekasi, bila appendiks berada akrab rektal.
6. Nyeri kemih, kalau ujung appendiks berada di akrab kandung kemih atau ureter.
7. Apabila appendiks sudah ruptur, nyeri menjadi menyebar, disertai abdomen terjadi akhir ileus paralitik.
8. Pada pasien lansia tanda dan gejala appendiks sangat bervariasi. Pasien mungkin tidak mengalami gejala hingga terjadi ruptur appendiks.
Komplikasi
Komplikasi terjadi akhir keterlambatan penanganan Apendisitis. Faktor keterlambatan dapat berasal dari penderita dan tenaga medis. Faktor penderita meliputi pengetahuan dan biaya, sedangkan tenaga medis meliputi kesalahan diagnosa, menunda diagnosa, terlambat merujuk ke rumah sakit, dan terlambat melaksanakan penanggulangan.. Proporsi komplikasi Apendisitis 10-32%, paling sering pada anak kecil dan orang tua. Komplikasi 93% terjadi pada belum dewasa di bawah 2 tahun dan 40-75% pada orang tua. CFR komplikasi 2-5%, 10-15% terjadi pada belum dewasa dan orang tua. Anak-anak memiliki dinding appendiks yang masih tipis, omentum lebih pendek dan belum berkembang tepat memudahkan terjadinya perforasi, sedangkan pada orang renta terjadi gangguan pembuluh darah. Adapun jenis komplikasi diantaranya:
1. Abses
Abses merupakan peradangan appendiks yang berisi pus. Teraba massa lunak di kuadran kanan bawah atau kawasan pelvis. Massa ini mula-mula berupa flegmon dan menjelma rongga yang mengandung pus. Hal ini terjadi bila Apendisitis gangren atau mikroperforasi ditutupi oleh omentum.
2. Perforasi
Perforasi yaitu pecahnya appendiks yang berisi pus sehingga kuman menyebar ke rongga perut. Perforasi jarang terjadi dalam 12 jam pertama semenjak awal sakit, tetapi meningkat tajam sesudah 24 jam. Perforasi dapat diketahui praoperatif pada 70% kasus dengan gambaran klinis yang timbul lebih dari 36 jam semenjak sakit, panas lebih dari 38,50C, tampak toksik, nyeri tekan seluruh perut, dan leukositosis terutama polymorphonuclear (PMN). Perforasi, baik berupa perforasi bebas maupun mikroperforasi dapat menyebabkan peritonitis.
3. Peritononitis
Peritonitis yaitu peradangan peritoneum, merupakan komplikasi berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. Bila infeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum menyebabkan timbulnya peritonitis umum. Aktivitas peristaltik berkurang hingga timbul ileus paralitik, usus meregang, dan hilangnya cairan elektrolit menjadikan dehidrasi, syok, gangguan sirkulasi, dan oligouria. Peritonitis disertai rasa sakit perut yang semakin hebat, muntah, nyeri abdomen, demam, dan leukositosis.
Sumber : www.halosuster.com