Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Proses Morfologis sebagai Peranti Komunikasi Digital di Era Covid-19

15 September 2021   18:58 Diperbarui: 15 September 2021   19:01 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi komunikasi digital | Sumber: Vmeetconference.com

(d) proses komposisi;

(e) proses abreviasi;

(f) proses derivasi balik'

(g) proses metanalisis; dan

(h) kombinasi proses. 

Kedelapan proses tersebut mendukung dalam kegiatan berkomunikasi, terutama komunikasi pada khalayak umum (public speaking) harus dapat mengolah kata dengan baik.

Pada proses pertama atau (a) derivasi zero yaitu mengubah leksem tunggal menjadi kata tunggal, contohnya leksem 'tidur' menjadi kata 'tiduran' setelah melalui proses derivasi zero. Proses kedua atau (b) yaitu afiksasi yang merupakan proses pembentukan suatu kata dasar dengan diberikan imbuhan, imbuhan yang dapat diberikan antara lain, awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), dan terbelah (konfiks). Contoh, pada kata dasar 'kopi' dengan kelas kata nomina (n) yang bisa berfungsi sebagai subjek dan bermakna buah (biji) kopi. Namun, ketika diberi imbuhan meng-, maka kelas katanya akan berubah menjadi verba (v), fungsinya pun berubah menjadi predikat, dan maknanya berubah menjadi minum kopi.

Pada proses ketiga atau (c) reduplikasi yaitu mengubah leksem menjadi suatu kata setelah melalui proses reduplikasi, bisa berupa reduplikasi dwipurwa, dwilingga, dwilingga salin suara, atau dwiwasana. 

Contoh pada kata 'jalan-jalan, tetua, dan dedaunan'. Proses keempat atau (d) yaitu komposisi atau pemajemukan kata yang mengubah gabungan leksem menjadi satu kata, contoh 'meja dapur, rumah jompo,dan kaus kaki'. 

Proses kelima atau (e) abreviasi yaitu mengubah leksem atau gabungan leksem menjadi lebih pendek atau kependekan, seperti pemenggalan kata (ma-kan, bu-ah), akronim (pemilu [pemilihan umum], bulog [badan urusan logistik]), kontraksi, dan lambang huruf.

Selanjutnya, proses yang keenam atau (f) derivasi balik yaitu proses yang dapat menjelaskan tentang kenapa adanya bentuk piranti, diagnosa, dan antri yang seharusnya adalah 'peranti, diagnosis, dan antre". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun