Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mengenal 3 Macam Penulis di Mata Penyunting

23 Oktober 2020   08:07 Diperbarui: 26 Oktober 2020   01:42 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi penulis bertemu editor/penyunting. (sumber: pixabay.com/voltamax)

Menulis adalah sesuatu hal yang susah-susah mudah. Ada ide atau imajinasi untuk menulis, maka tulisan lancar. Tidak ada ide, ya tidak menulis. Itulah menulis. 

Sebab, menulis merupakan perihal yang setiap orang tentu bisa menulis, tetapi belum tentu tulisan yang ditulisnya sesuai dengan kriteria dan kaidah kebahasaan.

Menulis merupakan suatu tindakan pengungkapan perasaan dan pikiran seseorang, ke dalam bentuk kata-kata yang dituangkan dalam ragam tulis. Ketika ada ide, langsung ditulis, tetapi tulisan yang hanya berlandaskan ide saja tanpa dibekali ilmu lainnya, ya akan percuma. Salah satunya adalah kaidah kebahasaan.

Dalam proses menulis, perlu adanya aspek kebahasaan yang dimiliki setiap penulis. Contoh saja penulis sembrono atau asal tulis, yang terpenting gagasan dan idenya tertuang. 

Hal ini merupakan suatu tindakan yang tidak ada pelanggarannya juga, tetapi tidak sesuai kriteria penulisan yang berkaidah kebahasaan. Menulis memiliki kategorinya masing-masing, seperti menulis ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah. Masing-masing tulisan memiliki kriteriannya masing-masing.

Menulis ilmiah, sifat tulisannya haruslah formal, menulis semiilmiah, sifatnya semiformal, menulis nonilmiah (fiksi), sifatnya nonformal. Namun, tetap harus sesuai dengan kaidah kebahasaan. 

Menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa. Oleh karen itu, penggunaan bahasa yang baik akan memengaruhi kualitas tulisan. Terutama ingin diterbitkan ke publik, maka harus melewati proses penyuntingan.

Dalam kegiatan menulis, kriteria penulis dibagi menjadi tiga macam, untuk mengukur dan membatasi seorang penyunting dalam menyeleksi tulisan, sekaligus mengetahui tulisan tersebut berasal dari penulis yang seperti apa. 

Seperti yang dikemukakan oleh Eneste (2005:25) yang mengatakan bahwa, "jika ditilik dari naskah yang masuk ke penerbit, terdapat tiga macam penulis". Berikut adalah tiga macam penulisnya.

1. Penulis Profesional

Penulis profesional adalah penulis yang mahir, yang memiliki jam terbang dalam kegiatan menulis cukup lama dan banyak, sehingga ide yang dituangkan dalam tulisannya pun akan bervariasi dan berkualitas. 

Penyunting naskah, jika mendapatkan naskah yang dikirimkan oleh penulis profesional, penyunting naskah akan menyunting kesalahan yang sedikit, sebab penulis profesional jarang terjadinya kesalahan dari berbagai aspek, karena sudah mahir. Maka itu, penyunting akan lebih mudah dalam menyunting, dikarenakan tingkat kesulitannya ringan.

2. Penulis Semiprofesional

Penulis semiprofesional memiliki kualitas sedikit di bawah penulis profesional. Penulis semiprofesional memiliki pengalaman yang cukup mumpuni. Namun, masih belum mahir dari berbagai aspek yang ada, entah dalam segi kebahasaannya atau kualitas tulisannya. 

Biasanya penyunting akan merasakan tingkat kesulitan dari tulisan tersebut. Naskah dari penulis semiprofesional, memungkinkan lebih banyak kesalahannya daripada penulis profesional, sehingga tugas penyunting akan sedikit berat.

3. Penulis Amatir

Penulis amatir biasanya adalah penulis pemula, yang baru memulai dalam kegiatan menulis. Penulis amatir ingin memulai kegiatan menulis dari keinginan dasar untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran tanpa bekal menulis sebelumnya. 

Memang, penulis profesional pastinya melewati proses menjadi penulis amatir. Oleh karena itu, penulis amatir akan bisa menjadi penulis profesional, jika terus berlatih, sampai terbiasa, hingga dapat memahami seluk-beluk menulis.

Seorang penyunting, jika mendapatkan sebuah naskah yang berasal dari penulis amatir, akan mengalami kesulitan yang tinggi, dikarenakan masih memiliki kemampuan menulis yang rendah. Sehingga membuat seorang penyunting akan bekerja lebih keras dalam melakukan penyuntingan naskah tersebut.

Dengan demikian, itulah ketiga macam seorang penulis. Menulis memang suatu peluapan pikiran dan hati. Menulis dapat meringankan beba pikiran yang terpendam. 

Oleh karena itu, menulislah untuk mengurangi kegelisahan. Namun, bekali dengan kemampuan berbahasanya. Membaca pun dapat mengatasi stres, maka membacalah terlebih dahulu, baru menulis.

Semoga bermanfaat.
Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun