Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Orangtua Peran Utama Pengganti Guru Selama Belajar di Rumah

19 September 2020   10:57 Diperbarui: 19 September 2020   11:09 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang tua sedang mengajarkan anaknya. (Sumber. Edukasi.kompas.com)

 Orang tua memanglah guru bagi anak-anaknya. Anak dididik pertama kali oleh orang tua selama 6 tahun. Didikan orang tua terhadap anak sejak usia 1 tahun sampai menjelang masuk pendidikan formal. 

Anak mulai diajari pertama kali mengenal pragmatik, yaitu pengajaran seorang anak memahami maksud dari kata yang dituturkan oleh orang tuanya. Setelah itu anak mulai mengenal semantik, yaitu makna kata. Terus dan terus anak diajari orang tua, mengenal huruf hingga mulai memasuki pendidikan formal.

Dari pernyataan di atas saja kita sudah dapat menyimpulkan bahwa guru abadi bagi seorang anak adalah pengajaran orang tuanya. Selain diajari tentang ilmu, anak juga diajari tentang adab, norma, agama, dan lain-lainnya. Orang tua guru dari segala bidang ilmu.

Di dalam situasi dan keadaan seperti ini, kegiatan belajar anak dilakukan di rumah. Anak kembali pada didikan orang tuanya. Rumah dijadikan sekolah, orang tua menjadi guru pengganti di rumah.

Dalam kegiatan belajar di rumah, guru tetap memberikan materi, ilmu, dan pengajaran terhadap peserta didiknya. Namun, orang tualah yang tetap membimbing dan mengajarkan anak selama proses pembelajaran dari rumah.

Apalagi teruntuk anak-anak yang masih SD, mereka masih membutuhkan bimbingan yang penuh dari pendidik. Maka dari itu, peran orang tualah menjadi peran utama sebagai pengganti guru selama belajar dari rumah.

Hal tersebut juga dialami saudara-saudara saya, tetangga-tetangga saya. Orang tua banyak yang menunda pekerjaan rumahnya demi mengajarkan anak-anaknya agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Terkadang ada tugas pun orang tualah yang diperankan dalam membantu bahkan mengerjakan tugas anaknya.

Menanggapi peristiwa seperti ini, orang tua dituntut lebih canggih dari google, agar anak tidak harus melulu menjadikan google sebagai tempat belajar mereka. Hal ini bukan pernyataan yang tepat, karena kita tidak bisa menganggap orang tua lebih canggih dari google.

Tidak semua orang tua canggih dan mengerti tentang segala tugas-tugas anak yang melibatkan teknologi. Kita tidak bisa memandang semua orang tua sama. Tidak semua orang mengerti tentang teknologi, tentang kemodernan ini. Jangankan soal teknologi, tentang pembelajaran anaknya saja terkadang sulit mengerti.

Hal tersebut dikarenakan tidak semua pendidikan orang tua sama, kalau orang tua dituntut untuk lebih canggih dari google, itu tidak akan bisa, google adalah tempat yang luas untuk segala pencarian. Seharusnya orang tua dituntut lebih berperan dari guru selama belajar dari rumah, bukan lebih canggih dari google.

Dalam keadaan seperti ini, menjadikan orang tua mau tidak mau, bisa tidak bisa ikut sama-sama belajar bersama anak. Orang tua yang tidak bisa menggunakan kecanggihan teknologi, lama-lama terbiasa dan bisa. Hal inilah yang dikatakan dituntut secara halus untuk lebih bisa dalam mengajarkan anak.

Dalam kebanyakan kasus, banyak terjadi tidak kekerasan yang terjadi pada anak oleh orang tuanya, dikarenakan ketidaksabaran orang tua dalam mendidik anak. Bahkan belum lama terjadi kasus pembunuhan anak oleh orang tua, karena pembelajaran daring seperti saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun