Mohon tunggu...
Putra Bolmut
Putra Bolmut Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Sukadamai

13 Juli 2017   20:41 Diperbarui: 16 Juli 2017   17:39 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jacques Boyer (@alcarbon68)

Warganya membalas

"Hidup Benciribut! Usir Pihak PT!"

Dan sejak hari itu Yoyohgi dan warganya melakukan hal yang tidak pernah mereka lakukan sebelumnya. Demonstrasi. Mula-mula semuanya berdemo. Tapi biar ada yang menjaga surau, menggembala  ternak, menceboki anak, menanak nasi dibikinlah jadwal demo. Bergantian dari hari ke hari.

Entah bagaimana beberapa surat kabar dan tv, terutama yang nasional mengirimkan krunya. Mulailah mereka diliput. Kampung mereka mulai masuk tv. Dan untuk pertama kali mereka mendengar berita yang tidak menyalahkan mereka. Tumbuh harapan bahwa usaha mereka akan berhasil. Pihak PT akan pergi dan kedamaian Benciribut akan kembali.

Tapi semua itu pupus ketika pemerintah provinsi menyetujui izin pembangunan pabrik milik PT. Mengenai Benciribut, pemprov menyatakan tanah itu milik negara, penduduk di Benciribut tidak punya akta tanah. Tidak ada bukti bahwa tanah itu milik mereka. Dengan izin itu, pemprov mengultimatum orang - orang Benciribut untuk segera  mengosongkan rumah mereka. Suara Jelata memuatnya sebagai salah satu headline utama.

"Komet Ford Akan Melintas Siang Ini"

"Warga Desa Benciribut Diberi Tenggat 10 Hari"

"Pemprov Sambut Investasi Sukasemen Krast"

Habis sudah harapan warganya. Sejak berita itu turun, macam-macam perilaku warganya.  Ada yang marah marah memaki pemprov. Ada yang menangis.  Ada yang tak henti-henti bersholawat. Ada juga yang asyik main gaple. Bahkan ada yang sudah pasrah dan mulai mengemasi barangnya.

Hari ini mereka harus keluar dari Benciribut. Yoyohgo menanti dengan cemas. Dua hari yang lalu ia menggunakan usahanya yang terakhir. Ia menghubungi Pak Trisya, seorang anggota parlemen yang vokal. Ia melobinya agar dibantu menekan pemprov. Tapi tentu ada harganya. Pak Trisya mau seperempat dari total hasil setiap kali panen. Ia minta dibuatkan patung  di pintu masuk desa Benciribut. Dan ia mau dicarikan gadis muda untuk dijadikan istri ketiga. Walau berat, Yoyohgi menyanggupi semuanya.

Sayang ketika ia keluar, sekelompok orang masuk. Mereka berbicara dengan Pak Trisya, mengeluarkan kertas putih, kemudian memborgolnya dan menggelandangnya entah kemana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun