Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Pinggir Kisah

29 Maret 2021   09:48 Diperbarui: 29 Maret 2021   09:59 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ada saatnya senang bergairah
menatap pagi yang berkah
sinar temaram di sela kusen
anak-anak menari-nari di gemercik embun
di lidah rumput yang berayun

betapa indah pagi itu
ketika kita menyeduh waktu
pada secangkir rindu
keindahan seolah tak berlalu

ada saatnya susah merebah
menatap pagi yang marah
sinar menyalak memangkas jendela
anak-anak menyanyikan kesedihan di sisa hujan
apakah jadinya hujan di halaman pindah ke mata
aku ingin memeluknya sedalam peluk

betapa terkadang kepentingan hati
kebersamaan terurai dalam mata belati
tak ada lagi beriak mata hati
kesuraman itu apakah layak dinanti

belajar pasrah ketiba rebah
ikhlas apa pun terserah
tapi tak ingin benang kebersamaan dibelah
tunas-tunas itu tetaplah amanah
yang tak pernah berharap melihat kaca jendela pecah

"bagaimana kami menikmati halaman yang cerah?"

Plg, 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun