Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - Menebus bait

Karyawan swasta dan penulis. Menulis sejak 1989 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aku Gatal Memelukmu

6 April 2020   21:27 Diperbarui: 6 April 2020   21:29 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

merindu layar, pantai tak berlaut, camar tanpa persinggahan, kita kehilangan jejak memanjang, tak ada aroma ikan panggang, lihatlah betapa terlewat sisa senja, semburat makna tak bisa terucap kata, aku rindu melihatmu melambai, ingin kita curi setiap senja di lengkung lensa, kamera itu bisa menyimpan kenangan, aku amat rindu. apakah kamu rindu?

pada tangan liat kelindan semangat, kerlip lampu mengeja malam, pada desir angin, amis hawa menguar, hempas ombak, kita di mana, terkurung dalam ketakutan, tidak akan lama, semua akan, sebulan-dua pergi, ketika kelak kita mengejar lidah ombak, surut ke samudera, tangan mana yang membuatnya, terkadang kita lupa.

Lupa ribuan hari terlewat tanpa noda, tawa mengapung disekap putihnya mega, yakinlah aku menjemputmu, aku bacakan syair udang galah, bibirmu basah oleh minyak selera, tambahkan kerang, mengaduknya dengan bumbu nenas, aku gatal memelukmu.

0504

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun