senja ini lampu-lampu masih malu menyapa
kenangan setumpuk sampah yang  siap disantap api
lelaki memuja asap, setelah dua bulan ini
selalu membunuh aktifitas menyeduh pagi
senja terburu menghunus gelap
entah di mana waktu itu menggambar awan
aku lupa memilikimu
(ataukah aku bukan sesiapa di dalam hatimu?
atau seumpama guci pajangan berdebu
tak ada guna, thus menikmati keindahan)
aku senja secangkir teh hambar
kau seakan lupa meletakkan manik mata yang indah itu
seperti jarum di tumpukan jerami
aku selalu tak bisa menisik hatimu yang tiris
tak pula sedu-sedan itu
aku ingin cinta bukan air mata
terlalu lama mengurut lelah
kita sama-sama sakit
kau lupa mengoleskan lotion bukti cinta
atau aku yang kerap sengaja lupa
menyelipkan uang di sela daster
aku tahu kita harus menggantinya
miskin menjadi kaya, kaya miskin
tapi aku ingin meminta maaf
menyuapi hati-hati harimu
 semburan kata
malam ini benar gelap tanpa lampu
aku tersesat inginmu yang mengunci pintu
kita mungkin harus belajar merajut hidup
dengan cinta bukan hanya buntalan kata-kata
Plb, 22-11-19