Mohon tunggu...
Rifa Miftahul Janah
Rifa Miftahul Janah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Blog ini dibuat sebagai media portofolio online dan juga penyaluran hobi. Semoga tulisan-tulisan yang saya unggah bisa sedikit bermanfaat untuk para pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Meminta Maaf itu Sulit?

31 Maret 2023   14:02 Diperbarui: 31 Maret 2023   14:02 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sorry (Sumber : unsplash.com)

Sepanjang hidup, pasti kita akan bertemu dengan momen-momen melepaskan diri dari kesalahan atau ketidakadilan yang telah dilakukan oleh orang lain. 

Beberapa perilaku orang lain ini bisa saja membuat kita sulit lupa apalagi untuk memaafkan. Memaafkan bisa diartikan sebagai sebuah pilihan seseorang untuk melepaskan perasaan benci, marah, kesal dan perasaan negatif lainnya. 

Jadi memaafkan itu bukan berarti melupakan, justru melepaskan karena memaafkan itu tahap dimana kita mulai menerima apa yang sudah terjadi. 

Dengan memaafkan kita tidak melupakan kejadian masa lalu tetapi kita belajar untuk tidak menyamakan kondisi yang sekarang dengan kondisi dulu. 

Contohnya saja seseorang membuat kita terluka atas perkataan yang dilontarkannya 10 tahun lalu, pada saat kita belum memaafkan secara tidak langsung kita telah menutup pintu maaf untuk orang tersebut yang mungkin saja selama 10 tahun ini sudah berubah. Tetapi karena kita belum bisa menerima kejadian tersebut membuat kita terus terbayang-bayang dan akhirnya kita sulit untuk menjalani hidup. 

Sulit memaafkan bukan hanya menyakiti orang yang belum dimaafkan saja tetapi juga menyakiti kita yang sulit untuk memaafkan. Hal ini disebabkan karena kita akan terus terbayang-bayang akan kejadian detail pada saat itu. 

Jadi sebenarnya kalau menurut Robert Enright dalam bukunya yang berjudul Forgiveness is a Choice, memang memaafkan itu adalah pilihan kita jadi ini bukanlah sebuah anjuran atau mungkin kewajiban, memaafkan itu pilihan. 

Kalau kita memilih untuk hidup kita yang damai, hidup kita lebih sehat secara mental, kita bisa melangkah maju dalam kehidupan, memaafkan adalah salah satu alternatifnya. 

Jadi memaafkan ini bukan berarti kita membiarkan orang yang telah melakukan kesalahan kepada kita lolos begitu saja ya. Contoh misalnya pelaku bullying di sekolah terhadap korban,  ini bukan berarti kita mengabaikan kesalahan pelaku terhadap korban, tetapi dengan proses memaafkan ini yang mungkin sulit untuk korban ternyata menurut riset dalam sebuah jurnal, justru dengan memaafkan akan membantu korban untuk dapat melanjutkan hidupnya lebih cepat dibandingkan korban yang belum bisa memaafkan. 

Karena pada saat korban belum bisa memaafkan, kejadian itu akan tetap terulang dan korban akan sulit untuk melanjutkan hidupnya dan pada akhirnya rasa trauma itu akan terus meningkat bahkan bisa bertambah parah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun