Mohon tunggu...
Tankulava
Tankulava Mohon Tunggu... Guru - Rifai el-Carbon

Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN-SU

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Surat yang Terakhir: Pertemuan Kedua

29 September 2020   15:32 Diperbarui: 13 Oktober 2020   14:52 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalian berdua ngapain sih beringkah aneh seperti itu dari tadi" Ucap Faldi kepada kedua temannya yang menghampiri.

"Makanya cerita dong, apa masalahmu, siapa yang membuatmu melamun pagi-pagi begini dan apa yang membuatmu melamun" Ucap Bily masih menyelidiki.

"Oooo..." Jawaban kesal dari Faldi

Suasana menjadi lengang hanya suara dari siswa lain yang terdengar, Faldi tidak merespon pembicaraan dan pertanyaan kedua temannya. Mereka bertiga hanya sibuk melihat anak siswa yang lain sibuk dengan aktifitasnya masing-masing tanpa menghiraukan kalau mereka sedang memperhatikan mereka. Penasaran dengan Faldi masih ada, namun tidak ada lagi yang mau memulai pembicaraan untuk menyelidiki keadaan yang sedang terjadi pada Faldi.

Bel sudah berbunyi. Seperti biasa, siswa dan siswi tidak di bolehkan dan tidak dibenarkan lagi berda di luar kelas tanpa adanya keterangan yang bisa membelanya.

Waktu belajar di sekolah selama beberapa jam hari ini sudah berakhir, semua bergegas kembali kerumahnya, begitu juga dengan tiga sahabat sejoli itu. Bily kelihatannya lebih bergegas ingin cepat sampai kerumah, karena sebelumnya sudah berjanji kepada kedua orangtuanya membawa makan siang mereka sekaligus membantu pekerjaan di ladang.

"Kok tergesa-gesa" Ucap Amat yang melihat temannya memasukkan buku kedalam tas dan bergegas keluar dari kelas.

"Aku harus mengantarkan makan siang keladang" Jawab Bily.

"Kan tidak mesti meninggalkan kita berdua disini" Sahut Faldi yang sudah bisa diajak bicar

"Yaudah buruan".

Mereka berjalan hingga menghampiri gerbang sekolah. Meskipun Bily ingin cepat sampai kerumah tapi kedua temannya menahan kehendaknya untuk bergegas, mereka hanya berjalan santai seperti biasanya. Dalam hati Bily pun ada rasa tidak enak meninggalkan kedua temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun