Mohon tunggu...
Rieke Suryaning
Rieke Suryaning Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Money

Demi Hindari Gejolak di Masyarakat, Dilakukannya Penghapusan Premium dan Pertalite Secara Bertahap

24 Januari 2022   00:52 Diperbarui: 24 Januari 2022   01:04 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Eddy Soeparno, Wakil Ketua Komisi VII DPR, meminta agar penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan pertalite ditiadakan secara bertahap.

Permintaan ini disampaikan untuk mencegah keresahan di masyarakat.

"Premium dan pertalite, khususnya premium perlu dilakukan penghapusan secara progresif. Jadi bertahap, tidak sekaligus supaya tidak menimbulkan gejolak di masyarakat," kata Eddy kepada wartawan, Jumat (24/12/2021).

Sebelumnya, Komisi VII melalui Pertamina, mendukung rencana pemerintah menghapuskan premium dan pertalite. Sejak awal, Komisi VII juga membahas rencana pencabutan tersebut.

"Memang benar perlu menggunakan bahan bakar oktan tinggi. Karena di satu sisi, produsen mobil juga menggunakan bahan bakar oktan tinggi, sehingga tidak lagi menggunakan bahan bakar premium," kata Eddy.

Eddy kemudian menyoroti beberapa area yang secara bertahap dihilangkan premium. Melihat kembali ke area ini, Eddie tidak melihat adanya gejolak.

Eddy juga percaya bahwa penghapusan bertahap merupakan solusi.

“Kita telah melihat di beberapa tempat di Jawa dan Sumatera sudah tidak ada lagi premium di kota dan daerah tertentu, jelas tidak ada gejolak,” ujarnya.

Perlu dicatat bahwa jenis bahan bakar pertalite dan premium dapat dengan cepat menjadi sulit ditemukan di beberapa SPBU.

Kenaikan menyusul upaya pemerintah yang berusaha mengklaim ingin memperbaiki kondisi lingkungan dengan mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan, yaitu penggunaan BBM RON tinggi.

Sebagai informasi, pertalite memiliki RON 90 dan premium 88.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun