Mohon tunggu...
Rieka Yusuf
Rieka Yusuf Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Memiliki ketertarikan dalam jurnalistik, media, kiasan, dan origami.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Keterampilan Softskill dan Hardskill dalam Literasi Digital

30 Juni 2020   15:33 Diperbarui: 30 Juni 2020   16:04 2812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi literasi digital (Sumber: https://ngpl.ca/digital-literacy/ )


Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa keterampilan yang paling berkontribusi dalam penerapan literasi digital berkaitan dengan faktor koginitif serta pola pikir juga tindakan pengguna internet. Bahwasanya dibutuhkan beberapa analisa serta evaluasi dalam memahami suatu informasi yang bersumber dari internet. Sebagai contoh ketika seseorang mendapat pesan broadcast mengenai suatu isu atau berita, ia perlu memverifikasi kebenarannya sebelum turut serta membagikan.

 Hal yang bisa dilakukan dalam menganalisis serta mengevaluasi informasi tersebut antara lain: berfikir kritis dalam mengidentifikasi maksud dan tujuan penulis pesan atau berita tersebut, apakah informasi yang disampaikan dapat dipertanggungjawabkan, salah satu indikatornya adalah penyertaan data pendukung argumentasi, dan waspadai kalimat-kalimat tendensius yang menyudutkan suatu pihak; bandingkan berita tersebut dengan berita lain, apabila ada kejanggalan atau perbedaan informasi secara signifikan perlu diwaspadai; evaluasi kredibilitas dan kualitas, hal ini bisa dikaji dari kredibilitas suatu media; kenali lingkungan eksternal dan internal media yang membentuk bagaimana informasi dan ide dapat muncul, apakah ada bias berita, pada poin ini sikap kritis harus dimunculkan kepada media yang menyampaikan infromasi tersebut, masih berkaitan dengan kredibilitas, perlu adanya analisa apakah ada kepentingan tertentu yang melatarbelakangi berita sehingga bisa dikatakan kurang objektif; dan pahami bahwa ada konteks ekonomi dalam setiap produksi berita maupun hiburan dalam media massa, hal ini menjadikan kita mampu memahami suatu informasi ataupun fenomena dari sudut pandang lain, bahwasanya selalu ada kepentingan ekonomi serta politik dalam kegiatan yang dilakukan media massa.


Terakhir softskill yang dibutuhkan berkaitan dengan kemampuan menyadari resiko atau dampak negatif penggunaan teknologi. Dalam mengakses, menggunakan, dan membagikan informasi digital, pengguna internet harus mampu mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan; memahami fungsi search dan find dalam internet secara efektif; memahami bagaimana penggunaan privacy tools; tidak mengunggah hal-hal beresiko menimbulkan permasalahan di masa depan; dan dapat mempertanggungjawabkan infromasi digital yang diakses, didapatkan, dan dibagikan.


Sedangkan untuk melakukan refleksi, seorang pengguna harus memahami bahwa perbedaan nilai dan pengalaman hidup seseorang, membentuk cara orang memanfaatkan media, dan membentuk cara orang menginterpretasikan berita; menyadari bahwa ada resiko dan potensi bahaya dalam penggunaan media digital; terapkan etika dan tanggung jawab sosial dalam setiap komunikasi melalui media digital; pahami bagaimana bentuk baru dari konsep "pribadi" dan "publik" dalam media digital; dan perhatikan aspek legal (berkaitan dengan copy right, hak intelektual, dan sebagainya). Sementara itu, ada beberapa kewajiban yang harus disadari warga digital (sebutan pengguna internet), meliputi: bahwasanya semua orang memiliki hak dan kewajiban; kehidupan di dunia maya merefleksikan dunia diri pengguna; menghormati ruang digital orang lain; apa yang dibuat menjadi miliknya dan berkewajiban untuk mengontrolnya; serta menyertakan sumber atau petunjuk informasi orisinal milik sendiri.


Dengan demikian, seorang yang mampu menyadari, merefleksikan diri, serta melaksanakan kewajiban sebagai pengguna sumber digital dapat mencegah kemungkinan buruk dari penggunaan internet. Keterampilan literasi digital tersebut dapat menjadi pedoman seseorang untuk memperoleh informasi. Agar informasi yang didapat juga harus dipertanggungjawabkan.

Sumber:

Bawden, D. 2001. "Information and Digital Literacy: A Review of Concepts". Journal of Documentation, 57(2). Hlm. 218--259.
Cordell, R.M., 2013, Information Literacy and Digital Literacy: Competing or Complementary?, Communications Information  Literacy, vol. 7. Hlm.177--183.


Hague, Cassie dan Sarah Payton. 2010. "Digital Literacy Across the Curriculum: a Futurelab Handbook. United Kingdom" dalam https://www.nfer.ac.uk/publications/FUTL06/ FUTL06.pdf, diakses pada 7 April 2020.


Kata Data (2019). Databoks: Transaksi E-Commerce Indonesia Naik 500 dalam 5 Tahun. Diakses melalui https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/16/transaksi-e-commerce-indonesia-naik-500-dalam-5-tahun pada 7 April 2020.


Kenton, J. & Blummer, B., 2010, Promoting Digital Literacy Skills: Examples from the Literature and Implications for Academic Librarians, Community and Junior College Libraries, vol. 16. Hlm. 84--99.


Maria Fatima Bona (3 September 2018). Sempat Dihapus, TIK Kembali Diajarkan pada 2019. Beritasatu. Diakses melalui https://www.beritasatu.com/nasional/508445-sempat-dihapus-tik-kembali-diajarkan-pada-2019 pada 7 April 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun