Mohon tunggu...
ridwan nulcholiq
ridwan nulcholiq Mohon Tunggu... Insinyur - Menuliskan Ide dari sebuah sudut pandang baru, mencari kebenaran

Lahir : Ciamis, 29-11-1972 Sekolah :SMAN II TASIKMALAYA, STTTELKOM 1996, Menikah : 1999 Bekerja di BUMN lokasi Surabaya : 1997-2020

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Asyiknya Mengikuti Kelas Menulis

5 Mei 2021   12:59 Diperbarui: 5 Mei 2021   14:30 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Untung saja sang mentor berulang-ulang mengingatkan untuk tetap santai, bahkan tidak mengumpulkan pun tidak apa-apa, ini bukan ujian, ide tidak muncul kalau suasana tidak rileks, dst. Praktek-1 menulis dievaluasi satu per satu, dan kita bisa menyimak evaluasi peserta lain, berbagai aspek dibahas, kekurangan kelebihan, koreksi, masukan. 

Nah, saat pembahasan inilah mulai seru, nano-nano, kadang pengen ngakak, kadang merasa bodoh sendiri, menertawakan diri, kadang sinis terhadap karya lain,  juga ada sedikit rasa iri, kadang juga kagum pada pemikiran dan ide orang lain. 

Ada yang maksud gagasannya begini, menulisnya begitu, maksudnya tipe tulisan esai, tapi realisasinya tipe cerita perjalanan atau listical bahkan jurnal. Atau topik utamanya A, kemudian mungkin di tengah-tengah mengetik ada setan lewat, focus bahasannya menjadi B atau AB. Ada juga yang minta perpanjangan waktu. Mengasyikkan.

Memasuki praktek menulis ke-2, materi, framework dan arah pembelajaran ini bertambah jelas. Dalam satu kali periode praktek, jumlah peserta yang mengumpulkan hanya sekitar 20-an, jadi kami me-review sejumlah itu, konten tulisan berbeda tentunya. 

Umumnya peserta penasaran dengan tulisan orang lain di samping fokus evaluasi terhadap tulisan mereka masing-masing. Secara tidak langsung, satu orang "terpaksa" membaca 20 gagasan dan pemikiran, ditambah sejumlah materi dari mentor, yaa mungkin jadinya paling tidak sebanyak 30 gagasan setiap minggu kita baca. Wah, upaya alternatif peningkatan literasi nih, peluang.

Tetapi bukan itu, ada yang lebih menarik, yaitu bahwa gagasan dalam tulisan-tulisan praktik para peserta, ternyata tidak remeh temeh juga sebenarnya, dan tidak terlalu tampak seperti tulisan orang belajar bagiku sih, justru secara ide kebanyakan berbobot, profound lah,  namun dengan bahasa yang ringan , memang itulah salah satu tujuan belajar menulis. 

Bagiku banyak topik dan hal baru secara sudut pandang, yang mungkin tidak kuperoleh jika tidak mengikuti kelas ini.  Sebut saja tulisan mas Bismo tetang "gagasan mudik gaya baru", Mbak Atin tentang "kehidupan setelah menikah dan pertanyaan selanjutnya", Mas Vicky tentang "momen Ramadhan sebagai bulan ketahanan pangan", Mbak Lukluk, "Diam Bukan Lagi Emas", dan banyak lagi. Itu baru praktik ke-2, Praktik ke-3 lebih baik lagi,  dan tentu saja tulisan-tulisan mentor yang pernah tayang di media ternama dijadikan bahan pembahasan.

Pertanyaanya,  darimana mereka mendapatkan inspirasi itu?, barang atau objeknya sih biasa, tapi sudut pandanganya lumayan ber-manuver. Dengan sejumlah koreksi, feedback, arahan dan polesan sang mentor, tembuslah beberapa tulisan karya peserta, mulai di rubrik mojok sampai detik.com. 

Aku sendiri termasuk yang belum banyak mencoba mengirimkan tulisan dan sampai saat ini belum ada yang tayang. Tidak terlalu menjadi tujuan untuk saat ini, walau sangat ingin juga untuk menambah keyakinan. Aku menduga inspirasi mereka muncul terutama disebabkan jumlah jam membaca teman-teman ini cukup. Karena, ketika membahas tokoh-tokoh penulis, judul beberapa buku,  banyak yang aku tidak tahu, tolah-toleh, tetapi mereka rame dan seru berdiskusi, wah nyata sekali bahwa "membaca adalah modal utama untuk menulis".

Karena mentor bercerita tentang beberapa media, secara otomatis aku juga berselancar ke media-media itu, dan mulai terkena perangkap spiderman, membaca berbagai tulisan yang terbit. Selama ini juga membaca tetapi tidak intens. Banyak gagasanku yang sudah ke-geer-an bakal menjadi ide segar dan orsinil, ternyata jauh hari sudah pernah dibuat orang. Aku melihat tulisan opini di media online semacam ini lebih terasa jujur dan realistis. Nyeleneh plus sesuai realita, menjadi bumbu yang membuat ketagihan setelah penasaran.

Alhasil, keputusanku bergabung adalah sesuatu yang penting, bukan sekedar iseng. Mungkin bergeser dari tujuan sebelumnya tentang bagaimana agar menulis lebih efektif di medsos,  sekarang berkembang menjadi sesuatu yang lebih meaningful. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun