Mohon tunggu...
MUHAMAD RIDWAN
MUHAMAD RIDWAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Amikom Jogjakarta

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meraup Untung di Bulan Ramadan

20 April 2021   20:58 Diperbarui: 20 April 2021   21:10 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bulan Ramadhan menjadi bulan yang penuh keberkahan dimana setiap insan di uji dengan berpuasa bagi yang menjalankannya. Setiap hari di bulan Ramadhan banyak orang mencari jajanan takjil untuk berbuka puasa, banyak sekali olahan makanan dan minuman yang dijual. Salah satu makanan yang tidak asing dijumpai saat Ramadhan adalah Kolang Kaling. Siapa yang tidak tahu buah yang satu ini, buah yang memiliki tekstur kenyal ini sangat cocok menjadi campuran es dan olahan makanan lainnya. Hal ini menjadi peluang bagi para pedagang Kolang kaling untuk meningkatkan penjualannya di bulan Ramadhan.

Karni (45) seorang pedagang kolang kaling yang hanya berjualan di bulan Ramadhan. Bisnis ini sudah ia jalani selama empat tahun terakhir. Ia berjualan di bulan Ramadhan saja karena di bulan Ramadhan permintaan kolang kaling melonjak pesat dibanding hari hari biasanya. Hal ini tak lain karena banyak orang memburu kolang kaling untuk dijadikan campuran es, kolak dan olahan makanan lainnya untuk berbuka puasa.

Harga kolang kaling pada hari biasa dengan bulan Ramadhan pun berbeda, pada hari biasa penjualan kolang kaling diangka Rp. 12.000/kg, namun disaat bulan Ramadhan Ibu Karni menjualnya Rp. 20.000/kg. Ibu Karni menjajakan kolang kalingnya dengan cara membungkusnya dengan plastik 2 ons perbungkusnya. Satu bungkus kolang kaling dijual dengan harga Rp. 4000, keuntungan yang diapatnya Rp. 8000/kg. 

Untuk omset penjualan dalam sehari Ibu Karni dapat mengupulkan Rp. 600.000 - Rp. 800.000 untuk semua produk yang ia jual.

“Pada hari pertama puasa saya sudah mendapatkan pesanan kolang kaling sebanyak tiga kwintal” ujarnya saat ditemui di rumahnya, Muntilan.

Setiap harinya Ibu Karni berbelanja Kolang kaling yang didatangkan dari Aceh dan membungkusnya di rumah. Ia dibantu anaknya membungkus kolang kaling.

"Setiap hari saya membungkus mulai habis teraweh hingga hampir sahur, lalu  disetorin ke warung warung sebelum jam enam pagi tiap hari"

Selain kolang kaling Ibu Karni juga menjual berbagai macam campuran es.

"Selain Kolang kaling saya juga jual Cincau, Jeli, Camcau, Rumput Laut sama cendol sama biji selasih semua fresh langsung dari pabriknya"

Seringkali Ibu Karni merasa kelelahan karena kurangnya waktu untuk beristirahat lantaran ia harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk berjualan. Dalam sehari ia hanya bisa tidur tak lebih dari 5 jam.

"Kalo dibilang capek ya capek, waktunya tidur ini malah sibuk bungkusin, siang belanja malam bungkusin pagi nyetorin tapi nggakpapa setahun sekali" ujarnya

Namun rasa lelah tersebut terbayar dengan keuntungan besar yang hanya datang setahun sekali yaitu di bulan Ramadhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun