Mohon tunggu...
Ridwan Loekito
Ridwan Loekito Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Keep Focus

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hoax? Framing? Pembingkaian Berita? Menggiring Opini Publik?

19 November 2016   02:48 Diperbarui: 19 November 2016   12:26 2021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembingkaian Berita

Sekarang kita boleh berbangga berada di Zaman Informasi seperti sekarang. Banyak banget info yang kita butuhin di dapat dengan mudah. Mulai dari info tentang fashion, gadget, hingga berita-berita yang benar-benar update setiap saat. Kalau kita inget zaman dulu, kalau mau dapet update info minimal kita mesti nunggu siaran berita di TV, atau beli koran di esok harinya, nah disitu kita baru tau info atau berita yang terjadi sebelumnya. Nah kalau zaman sekarang, rata-rata gampang banget dapet update info.. Hanya dengan buka Smartphone kita bisa langsung dapet.
Permasalaanya adalah saking "gampangnya" kita dapet update info disitu terkadang kita harus lebih "cerdas" dalam mengelola info-info yang masuk ke kita. Kita pasti pernah denger istilah seperti ini "Semuanya ada di Google" mau cari apapun pasti yang kita lakukan adalah ngebuka Google (sebenernya bisa di Search Engine yang lain, tapi yang sangat familiar di kita yah Google). Dari dulu gue kenal Internet sampe sekarang pun itu hal yang gue lakuin kalau gue mau cari info. Tapi, ada bedanya antara dulu dan sekarang? Dulu gue mungkin telen mentah-mentah apa yang gue dapet, apa yang gue baca. Sekarang mesti gue teliti dan lebih menyaring, pernah denger tentang Framing atau istilahnya "Pembingkian Berita' atau "Framing"..? Menurut wikkipedia : Framing adalah membingkai sebuah peristiwa, atau dengan kata lain framing digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan atau media massa ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Framing merupakan metode penyajian realitas di mana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan penonjolan pada aspek tertentu. Penonjolan aspek-aspek tertentu dari isu berkaitan dengan penulisan fakta. Ketika aspek tertentu dari suatu peristiwa dipilih, bagaimana aspek tersebut ditulis.Hal ini sangat berkaitan dengan pamakaian diksi atau kata, kalimat, gambar atau foto, dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak. [Lihat Gambar Diatas]  Dari gambar tersebut, apa media bohong dalam menampilkan info..? Engga... Media punya kode etik jurnalistik dan bisa dituntut manipulasi publik bila mereka menyebar berita "kebohongan".. Sayangnya banyak dari kita ga tau bahwa ada media - media yang membiaskan fakta dengan cara framing ini alias pembingkaian berita..
Kalau lebih sederhananya lagi penjelasan framing ini yah seperti "Menggiring Opini Publik". Media mampu melakukan merubah sudut pandang Publik.. Yang semula A bisa menjadi B. Lebih hebatnya lagi Publik tidak sadar sudut pandangnya dirubah, waktu zaman dulu menggiring opini publik butuh biaya mahal. Seperti yang g bilang sebelumnya, di zaman dulu kita kalau cari update info pasti nunggu TV atau koran di esok hari nya. Nah di zaman sekarang bisa bayangin kan yang namanya dapet info bisa kapan saja, dari mana saja. Saat ini siapapun bisa menjadi Pihak Media "dadakan" dengan Saling Share info yang di dapet di media sosial tanpa melihat sumber yang jelas. Siapapun bisa "berlaga" jadi Media hanya dengan membuat situs website biar keliatan seolah sumber infonya dari website bukan perorangan.
Coba bayangkan kalau ternyata hal yang kita share di Media Sosial berasal dari sebuah kebohongan.. Atau coba bayangkan kalau kalau yang kita share adalah berita2 yang dibuat dengan sengaja untuk "Menggiring Opini Publik" yang telah dibuat untuk kepentingan pihak - pihak tertentu..? Ingat kasus Bom Sarinah..? Ada orang yang nyerang Pos Polisi dengan bom bunuh diri, dan saat itu semua orang berlomba - lomba untuk melakukan share berita terupdate di Twitter..
Saya masih ingat waktu itu yang menebar berita bahwa ledakan tidak hanya terjadi di Sarinah, ledakan terjadi di berbagai tempat.. Lucunya ada beberapa media resmi juga ikut menebar berita yang sumbernya ga jelas..  https://m.tempo.co/read/news/2016/01/15/063736412/ceroboh-beritakan-bom-sarinah-kpi-sanksi-4-media
Akibat hal yang salah itu banyak orang menjadi "Ketakutan".. Berarti yang ikut2 menebar berita bohong ikut menebar "Ketakutan".. Menebar ketakutan adalah arti dari kata TERORIS loh..
"Mengiring Opini Publik" Zaman dulu mahal, coba bayangkan di zaman sekarang, udah lebih murah, bahkan seolah lebih efektif. Belum lama ini saya membaca Kompas.com  berusaha mengklarifikasi bahwa berita yang diturunkan telah di manipulasi dan disebarkan oleh pihak yang ga bertanggung jawab.. Ini Link beritanya  http://nasional.kompas.com/read/2016/10/31/12251001/.news.atau.hoax.berita.kompas.com.di-.hoax.-kan
Liat perbedaan makna yang sangat besar hanya dengan mengganti 1 kata. G bukan ngomongin soal beritanya, tapi ngomongin soal bagaimana ada Oknum yang ga bertanggung jawab berusaha untuk "Menggiring Opini Publik" dengan menebar berita Bohong, atau yang disebut dengan berita HOAX.. Bayangkan penyebaran berita HOAX yang sangat sensitif seperti ini disebar dari 1 orang menjadi "Banyak Orang", dari "Banyak Orang" ke "Orang-Orang banyak" dan seterusnya.  Perkembangan zaman sekarang ini, terutama Media Sosial memang tidak dapat dibendung, apalagi di negara Demokrasi yang besar ini.. G pun sudah melihat usaha pemerintah sebenarnya sudah ada untuk mengantisipasi hal - hal seperti ini dengan cara "Mengetatkan" dalam pembuatan Domain / Alamat website dengan segala persyaratannya.
Lalu pertanyaan nya adalah apakah hal-hal seperti ini bener2 ga ada jalan keluarnya? Perkembangan zaman yang diikuti dengan perkembangan teknologi ini harus diimbangi dengan Perkembangan Pola Pikir kita semua. Kita yang harus memanfaatkan teknologi, jangan sampai kita dimanfaatkan orang2 yang memanfaatkan teknologi terhadap kita.
Perkembangan zaman dan Teknologi bagai sebuah pisau yang bisa kita manfaatkan untuk kepentingan yang berguna untuk kita, dan juga melukai orang. Lalu bagaimana caranya? Semua berita atau update info yang kita terima dari manapun, jangan kita telen mentah-mentah, apa lagi kita sembarangan sebar.. Jangan sampe kita menjadi bagian dari "Alat" oknum-oknum tertentu yang memang berusaha "Mengiring Opini Publik" untuk kepentingan tertentu. Bijak-bijaklah dalam menggunakan Media Sosial. #AlwaysOpenYourMind RL.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun