Mohon tunggu...
Muhammad Ridwan
Muhammad Ridwan Mohon Tunggu... Relawan - Fungsionaris DPP Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES)

Orang biasa saja, seorang ayah, sejak tahun 2003 aktif dalam kegiatan community development. Blog : mediawarga.id e-mail : muh_ridwan78@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kontrak Karya Freeport Tidak Diperpanjang, NKRI Terancam Bubar?

17 Oktober 2015   04:42 Diperbarui: 26 Februari 2017   04:01 15191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan, nasib serupa  juga dialami oleh Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur). Menurut Adhie Massardi, mantan juru bicara kepresidenan era Gus Dur, Amerika Serikat pernah menekan Presiden Gus Dur terkait Freeport  melalui mantan Menlu Henry Kissinger.

Menurut Adhie Massardi, AS mengancam Gus Dur agar moratorium KK PTFI dibatalkan. Adhie Masardi percaya, lengsernya Gus Dur tidak terkait "Bulogate", tapi ada campur tangan Amerika terkait sikap Gus Dur yang "koppig" soal moratorium KK PTFI.

Apakah Presiden Jokowi akan menghadapi tantangan serupa seperti Presiden Soeharto dan Gus Dur  jika menolak perpanjangan KK PTFI ketiga pada tahun 2019?

Tidak menutup kemungkinan “The Invisble Hand” kembali bermain jika KK ketiga PTFI tidak diperpanjang Pemerintah Indonesia. Kemungkinan, AS kembali akan menekan Pemerintah Indonesia dengan berbagai cara, termasuk memecah belah NKRI.

Di berbagai blog dan media sosial sudah santer diinformasikan, ada rencana Indonesia akan dipecah menjadi 17 negara baru oleh kekuatan-kekutan tidak terlihat. Proyeknya selama 5 tahun, mulai tahun 2015 sampai 2020. (Baca :Skenario Iluminati: Tahun 2015 Indonesia Bubar)

Naga-naganya operasi itu sudah dimulai dengan berbagai insiden, mulai Tolikara sampai Singkil, kasus Syiah Sampang sampai Adzikra, dari isu terorisme sampai komunisme. Bangsa Indonesia harus meningkatkan kewaspadaannya menjelang tahun 2019. Selain ada agenda Pilpres, juga terkait rencana perpanjangan KK PTFI.

Presiden Jokowi akan dicatat dalam sejarah Indonesia dengan tinta emas jika berani tidak memperpanjang KK PTFI. Namun, sebaliknya jika memperpanjang KK PTFI, akan menjadi pembenaran selama ini bahwa Jokowi menjadi Presiden karena campur tangan “The Invisble Hand” yang memiliki banyak kepentingan ekonomi dan politik di Indonesia termasuk PTFI.

Dari penyataan Presiden soal Freeport diatas, sudah bisa ditebak kemana arah keputusannya. Apakah Presiden Jokowi juga sudah mendapat tekanan saat ini? Jika ya, memang diperlukan “Herder Penjaga” sekelas Rizal Ramli dan dukungan rakyat Indonesia untuk menggagalkan rencana jahat mereka. (*)

Baca Juga :

Indonesia Darurat Mafia Migas: Ini 25 Kontrak Kerjasama yang Perlu Diawasi Publik

Proyek Tol Laut dan Trans Sumatera dalam Cetak Biru Jalur Sutra Tiongkok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun