Mohon tunggu...
Ridhwan EY Kulainiy
Ridhwan EY Kulainiy Mohon Tunggu... Human Resources - Hidup untuk berpengetahuan, bukan berdiam diri dalam ketidaktahuan oranglain

Hidup untuk menjadi berpengetahuan, bukan untuk berdiam diri dalam ketidak tahuan oranglain. wordpress : https://www.kulaniy.wordpress.com facebook : @ridwan.komando21 Fanspage : @kulaniy.komando twitter : @kulaniy1708 Instagram : @ridhwans_journal Whatsapp dan Gopay : 082113839443

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Falsafah Rumah Tangga

4 April 2017   02:36 Diperbarui: 4 April 2017   15:37 4407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Kenapa ya Keluarga disebut sebagai "Rumah Tangga"..? tanya seorang teman kepadaku.
"Padahal gak semua rumah ada tangganya..??" lanjutnya.

Ini yang perlu diperhatikan oleh orang-orang, ini pertanyaan yang sangat Filsuf, Bebobot dan cerdas..!!

Keluarga atau Berkeluarga, disebut sebagai Rumah Tangga itu bisa dilihat dari dua pandangan.

Pertama, kenapa disebut dengan Rumah Tangga. Karena di dalam Keluarga ada Strata Sosial Khusus, dimana ada seorang Ayah, Ibu dan beberapa anak yang berstatus Kakak dan Adik. Ini menunjukkan sebuah tangga dalam tatanan Keluarga. Seorang Bapak adalah penanggung jawab keperluan keluarga dan pengayom bagi Ibu dan anak-anaknya. Sementara Ibu adalah pendidik dan pengurus seluruh kebutuhan keluarga dan pendidik bagi anak-anaknya. Begitupun dengan Kakak dan Adik yang memiliki peranannya masing-masing.

Inilah tangga tersebut, wujud tangga itu adalah Hak dan Kewajiban serta tanggung jawab. Di mana yang terletak di atas akan bertanggung-jawab "menjaga dan melindungi" keluarga yang berada dibawah kepemimpinannya.

Sementara pandangan kedua yaitu, karena Berkeluarga menjadi sebuah Strata Sosial Umum di masyarakat. Di mana seseorang yang sudah menikah dan berkeluarga akan mendapat pandangan berbeda. Yaitu pandangan kehormatan, terutama jika keluarganya hidup secara rukun, harmonis, aman dan penuh dengan cinta kasih sayang. Begitu pula ketika keluarganya berantakan (tidak harmonis), penuh kemelut perselisihan, penuh tekanan dan juga minim cinta kasih sayang. Maka keluarga itu akan dipandang minus di masyarakat dan kehilangan kehormatannya dalam Strata Sosial (Tangga Kehormatan) di masyarakat.



Itulah kenapa Keluarga atau Berkeluarga disebut juga dengan istilah Rumah Tangga.

Ketika PASUTRI membangun Rumah Tangga, mereka sedang menyusun tahta kehormatan bagi diri mereka, baik di dalam Keluarga itu sendiri maupun di masyarakat. Dan ketika Rumah Tangga itu tidak berdiri atau dibangun dengann tidak adanya keharmonisan dan cinta kasih sayang, maka yang terjadi adalah hilangnya Kehormatan dalam keluarga tersebut. Terutama bagi orang-orang yang mengambil peran sebagai Ayah dan Ibu sebagai Dua Induk yang menjadi Penanggung Jawab Keluarga.

Tangga itu Filosofi dari sebuah kedudukan, atau yang kita pahami sebagai alat untuk naik dan turun. Naik dan Turun di sini bisa dipahami sebagai Naik dan Turunnya kedudukan (kehormatan) seseorang.


#‎Rumah_Tangga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun