Mohon tunggu...
Ridhwan EY Kulainiy
Ridhwan EY Kulainiy Mohon Tunggu... Human Resources - Hidup untuk berpengetahuan, bukan berdiam diri dalam ketidaktahuan oranglain

Hidup untuk menjadi berpengetahuan, bukan untuk berdiam diri dalam ketidak tahuan oranglain. wordpress : https://www.kulaniy.wordpress.com facebook : @ridwan.komando21 Fanspage : @kulaniy.komando twitter : @kulaniy1708 Instagram : @ridhwans_journal Whatsapp dan Gopay : 082113839443

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

75 Tahun: Bhinneka Tunggal Ika, Itu Tauhid Kita

17 Agustus 2020   01:40 Diperbarui: 17 Agustus 2020   01:45 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image By : NU Online

Perjalanan malam saya berakhir di sebuah diskusi bersama dengan teman-teman mahasiswa STIE IPWI Jakarta di bilangan Ciracas, JakTim. Obrolan panjang lebar itu bermula dari pembahasan mengenai kasus yang sepekan lalu terjadi di Solo, mengenai aksi intoleran dari sekelompok orang yang menyerang sebuah acara pembacaan doa sebelum pernikahan. Kekonyolan kaum intoleran ini dari hari ke hari makin membuat geli, namun juga sangat mengkhawatirkan.

Mengkhawatirkannya karena mengancam persatuan, kedamaian dan ketentraman di bumi nusantara dengan slogan-slogan mereka yang cenderung provokatif, penuh kebencian dan fitnah. Saya mencium bau-baunya HTI...

Berbeda sedikit dianggap sesat, lain sedikit dicap kafir, berbeda pandangan dan pemahaman dibilang kafir. Kalo sudah kafir akan keluar perkataan wajib dibunuh, halal darahnya, dst... dst...

Dalam artikel sebelumnya saya membahas mengenai bagaimana negeri ini dibangun atas dasar kesadaran dan hikmah dari perbedaan. Hal ini bukan semata-mata penafsiran saya pribadi, sebuah kenyataan sosial yang tidak bisa kita nafikkan. Indonesia terbentuk bersama oleh berbagai kalangan, ras, suku dan agama.

Semua itu merupakan faktor yang memperkuat terwujudnya cita-cita kemerdekaan. Saya yakin, semua pembaca setuju bahwa ketika Indonesia ini terpecah belah maka akan banyak negara atau pihak asing yang mendulang keuntungan. Itulah mengapa kita harus berhati-hati terhadap kelompok-kelompok yang berusaha menimbulkan konflik melalui perbedaan-perbedaan pandangan dan keyakinan.

Perbedaan ini harus dipelihara dan dijaga, disulam dan dirajut secara rapih membentuk benteng-benteng persatuan yang kokoh. Hal itulah yang selama bertahun-tahun telah dibangun oleh para pejuang, para pendahulu kita. Mereka berusaha untuk tidak mengedepankan ego dan tidak mengedepankan ambisi serta keyakinannya sendiri sebagai kebenaran mutlak yang harus dipahami oranglain.

Cita-cita kemerdekaan dan kebahagiaan hidup bersama adalah tujuan yang sesungguhnya. Kita terlahir berbeda dan itu fitrah Tuhan yang tak satupun manusia mampu merubahnya, bahkan Tuhan mengkehendaki itu sehingga dijadikanlah kita bersuku-suku, berbangsa-bangsa. Jika Tuhan memang menginginkan kita untuk menjadi sama tanpa perbedaan, maka sudah tentu Tuhan sudah menjadikannya.

Tapi pada kenyataannya adalah Tuhan mengkehendaki kita menjadi berbeda, yang diengan perbedaan inilah kita mampu menciptakan perdamaian dan keharmonisan hidup.

Tinggalkan pemikiran-pemikiran kaku, organisasi-organisasi anarkis dan tokoh, ustadz, guru, panutan dan ulama yang arogan. Disini kita harus berani untuk mengatakan itu, sebab jika kita selalu saja ragu dalam mengambil sikap maka selamanya kita tidak akan bisa hidup dalam ketenangan. Sucikan kebhinnekaan ini sebagai dasar bagi kita dalam berbangsa dan bernegara.

Musnahkan segala ideologi, organisasi, kelompok dan aliran-aliran pemikiran yang berusaha untuk menodai semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Sebagaimana kita membenci PKI karena tindakannya yang brutal, bengis, anarkis, arogan dan penuh kekerasan. Mereka berusaha memecah belah antara kaum kiri dan kaum kanan. Maka seperti itu pula seharusnya sikap kita terhadap HTI sebagai organisasi terlarang di Negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun