Mohon tunggu...
Ridhwan EY Kulainiy
Ridhwan EY Kulainiy Mohon Tunggu... Human Resources - Hidup untuk berpengetahuan, bukan berdiam diri dalam ketidaktahuan oranglain

Hidup untuk menjadi berpengetahuan, bukan untuk berdiam diri dalam ketidak tahuan oranglain. wordpress : https://www.kulaniy.wordpress.com facebook : @ridwan.komando21 Fanspage : @kulaniy.komando twitter : @kulaniy1708 Instagram : @ridhwans_journal Whatsapp dan Gopay : 082113839443

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hanya Ada Satu Dosa Dalam Hidup Ini

1 Maret 2020   01:55 Diperbarui: 1 Maret 2020   01:58 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ada sebuah Novel judulnya "The Kite Runner", sampai akhirnya novel ini sudah di film kan dengan judul yang sama. Saya beli novel tersebut di pinggir jalan Pasar Kampung Pulo. Awalnya cuma niat mengantar Mas Yanto (Tukang Stel Velg) buat beli buku tuntunan sholat. Karena mata saya jelalatan kalo udah ketemu buku, akhirnya saya beli deh dua buku. Satu novel tadi dan satunya buku "The Complex" yang membongkar bagaimana strategi kapitalis imperialis memeras rakyatnya sendiri untuk memenuhi ambisi AS dalam menguasai TimTeng.

Mengenai buku The Kite Runner, yang berarti Pengejar Layangan. Dalam alur cerita menjelaskan bagaimana kondisi konflik di Afghanistan serta efek psikologis perang yang diterima masyarakatnya, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Memberitahukan kita informasi langsung, mengenai betapa bengisnya Komunitas Taliban yang mengatasnamakan Islam dan melakukan pembunuhan terhadap masyarakat sipil (persis seperti yang dilakukan ISIS beberapa tahun belakangan), dsb. Karena novel tersebut diambil dari kehidupan nyata, tentang apa yang sebenarnya dan sedang terjadi waktu itu.

Saya tidak ingin berpanjang lebar membahas mengenai konflik yang sangat sensitif dan membutuhkan ratusan lembar untuk membahasnya. Saya hanya ingin mengutip beberapa quotes penuh hikmah yang ada dalam novel yang pada 2014 sudah tayang menjadi sebuah film layar lebar dengan judul yang sama itu.

Yaitu dialog antara Amir dengan Ayahnya mengenai kegiatan pelajaran Agama Amir di sekolah. Amir menyatakan bahwa Mullah-Mullah di sekolah mengajarkan banyak kebaikan dan memerintahkan manusia hanya menyembah kepada Allah.SWT. Singkat cerita sang Ayah dengan gayanya yang agak angkuh seolah menjaga wibawanya di hadapan sang anak mengatakan, bahwa kita tidak perlu terlalu mendengarkan perkataan para Mullah mengenai suasana perpolitikan di negeri itu. Ayah Amir juga mengatakan, bahwa sejatinya perbuatan dosa di dunia ini hanyalah satu. Yaitu mencuri.

Ayah Amir melanjutkan, bahwa ketika seseorang membunuh oranglain sesungguhnya si pelaku sedang mencuri. Yaitu mencuri hak orang lain untuk hidup. Ketika kita berkata berbohong, maka kita sedang mencuri hak oranglain untuk mendengar kebenaran, ketika kita membuat kegaduhan maka kita sedang mencuri hak orang lain untuk memperoleh ketenangan.

Beberapa waktu lalu, tepat ditikungan depan Gandaria City. Saya yang sedang mengarah ke arah radio dalam terpaksa menunggu sekian menit untuk bisa sampai ke tempat kerja yang jaraknya sudah tidak jauh lagi. Namun saya teringat dengan perkataan Ayah Amir tersebut, saya bisa saja melanggar lampu merah, melawan arus atau lain sebagainya. Namun yang saya pahami adalah, ketika kita melanggar lalu lintas di jalan raya. Maka sebenarnya kita juga sedang mencuri, yaitu mencuri hak orang lain untuk menggunakan jalan raya dan memperoleh kenyamanan serta keamanan dalam berkendara.

Berusaha untuk setidaknya menghindari bahaya bagi diri kita dan orang lain, karena mencuri hak orang lain untuk aman dan tetap sehat adalah sebuah pelanggaran yang tidak kecil dosanya. Setidaknya kita sama-sama menjaga sesama pengguna jalan, agar bisa sampai ke tujuan dengan selamat dan penuh berkat.

Ketika giliran arah saya yang mendapat lampu hijau dengan segera saya melaju. Namun di tengah itu dari arah jalur kiri ada seorang pengendara yang tetap memaksa dan melanggar lalu lintas yang dikendalikan oleh dua orang security di wilayah tersebut. Dan... "Praaaakk..!!"

Entah karena kaget, emosi atau karena kesal juga. Terlontar hujatan kasar saya kepadanya. Ban depan motor saya menabrak bagian samping sepeda motornya, bersamaan dengan itu sesaat mimik wajah orang tersebut tertegun seolah syok mendapat hujatan keras dari mulut saya. Beringsut ia kembali melaju dengan wajah berantakkan, dan saya pun kembali melanjutkan perjalanan yang tinggal kurang dari satu kilo lagi sambil mencoba menenangkan diri.

Ketika direnungkan, rasanya sudah sangat banyak kita melakukan pencurian yang seringkali kita benarkan dalam kehidupan ini. Seperti mungkin berjualan di trotoar yang menjadi hak pejalan kaki, atau parkir di bahu jalan yang dengan jelas terpampang rambu dilarang parkir, dan lain sebagainya. Terlepas dari pelanggaran hukum lalu lintas, sebenarnya kita bukan sedang menzalimi orang lain atau mengambil hak oranglain. Tapi sebenarnya kita hanya sedang merusak jiwa dan karakter kita sendiri dengan membiasakan diri kita dengan kezaliman.

Mudah-mudahan artikel ini menjadi pengingat pribadi untuk diri saya, agar berhenti melakukan pencurian-pencurian ini. Dan bersyukur juga ketika artikel ini bisa jadi pengingat untuk para pembaca untuk sama-sama menjaga dan melindungi diri dari dosa yang nyata ini.

Panjang Umur Pengetahuan...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun