Mohon tunggu...
Ridhowati Saputri
Ridhowati Saputri Mohon Tunggu... Freelancer - Saat ini bekerja sebagai penulis Lepas

Mantan Wartawan koran Harian di wilayah Probolinggo

Selanjutnya

Tutup

Politik

Orang Mati Juga "Masih" Berkuasa

3 September 2021   01:12 Diperbarui: 3 September 2021   01:12 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TANPA BATAS :  Kekuasaan sebenarnya tidak memiliki batasan, bahkan oleh kematian. Yang memiliki batasan adalah kewenangan/Sumber: Ilustrasi pribadi

Masih melanjutkan tulisan sebelumnya, namun saat ini yang ingin saya tuliskan adalah tentang kekuasaan. Siapapun dan dimanapun, tidak hanya soal politik manusia pasti  memiliki naluri untuk berkuasa. 

Kekuasaan tidak selalu identik dengan politik.  Lingkungan dunia kerja, orang menginginkan posisi yang lebih tinggi dari jabatan sebelumnya. Jabatan juga merupakan salah satu media  untuk meraih kekuasaan. Dalam hubungan keluarga seperti orang tua kepada anak-anaknya, suami kepada istri, disana juga ada hubungan kekuasaan.  

Adanya kekuasaan cenderung tergantung dari hubungan antara pihak yang memiliki kemampuan untuk melancarkan pengaruh dengan pihak lain yang menerima pengaruh, rela atau karena terpaksa. Apabila kekuasaan dijelmakan pada diri seseorang, biasanya orang itu dinamakan pemimpin. Dan mereka yang menerima pengaruhnya adalah pengikut. -Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam Setangkai Bunga Sosiologi-

Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain inilah yang disebut dengan kekuasaan. Bahkan bagi tokoh besar, kematian pun tidak mengurangi kemampuannya untuk menguasai pemikiran orang lain. 

Salah satu sosok yang seperti ini adalah Soeharto, mantan Presiden Republik Indonesia ke 2. Pasca reformasi, Soeharto dikenal dengan sosok presiden yang sangat kuat dalam menjalankan praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) bersama dengan keluarga dan koleganya. Jelas ini adalah pencitraan yang buruk bagi seorang Presiden yang berkuasa selama 32 tahun .

Namun fakta di lapangan tidak semua orang menganggap Soeharto sebagai presiden yang buruk. Bahkan tidak sedikit yang menganggap Soeharto sebagai Presiden yang bagus karena bisa menyediakan kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang murah. Salah satu indikasinya adalah muncul gambar-gambar Soeharto dibelakang truk dengan komentar "Piye, penak jamanku toh".  

Artinya kematian pun tidak membatasi orang-orang untuk berkuasa. Meskipun mereka berkuasa tanpa lagi memiliki kewenangan untuk memerintah, namun mereka menguasai orang dalam bentuk penguasaan secara mental yang mungkin tidak bisa dilakukan orang-orang saat ini.

Saat ini orang-orang menjadikan kekuasaan sebagai sebuah tujuan bukan proses. Untuk mencapai tujuan kekuasaan, maka dilalukan melalui proses pencitraan. Jika kekuasaan menjadi sebuah proses maka perlu waktu yang lama, intensif dan tidak hanya sekedar memasang foto, baliho atau memasang iklan di media. 

Munculnya Politik dinasti juga melalui proses kekuasaan seperti ini. Menjadikan kekuasaan sebagai proses bukan tujuan. Tujuan sifatnya sementara, namun proses akan menjadikan kekuasaan itu langgeng, bahkan ketika politik dinasti itu runtuh.

Soeharto telah tumbang sejak tahun 1998 melalui proses reformasi, namun tidak berarti pengaruh kekuasaan Soeharto tumbang seketika. Jaringan kekuasaan yang dibangun Soeharto masih ada, terbukti selama bertahun-tahun tidak ada yang melakukan penagihan untuk Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang menjerat kolega Soeharto, salah satunya anaknya Tommy Soeharto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun