Mohon tunggu...
Ridho Pahlevi Ramadhani Han
Ridho Pahlevi Ramadhani Han Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Tetap sebarkan virus perdamaian di bumi ini.🌻

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Duka

18 Oktober 2020   15:19 Diperbarui: 18 Oktober 2020   15:20 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pickpik.com


Bising kendaraan menemani perjalanan kami ke Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Udara dingin yang menyelimuti malam serta gelap menemani di sepanjang jalan menuju rumah sahabat yang sedang berduka.

Garis-garis jalan mulai tak putus-putus, lampu-lampu jalan sudah jarang terlihat menandakan; jalan yang rawan akan kecelakaan.

Di sepanjang jalan aku selalu membayangkan; bagaimana jika aku berada di posisinya, yang kehilangan sosok bidadari yang sudah dikenal dari sejak ada di dunia. Pasti dia sekarang sedang menangis dan berfikir kelanjutan hidupnya tanpa sosok bidadari itu.

Jangan terlalu lama berlarut dalam sedih sahabat, ini hanya persoalan waktu.

17, 10, 20

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun